Patah tulang bisa terjadi pada anak-anak. Tetapi anak asal Portugal ini terlalu sering mengalami patah tulang.
Orang
tua bocah ini akhirnya membawanya ke dokter setelah ia mengalami patah
tulang lengan tiga kali dalam dua tahun. Menariknya, ketiga insiden ini
disebabkan oleh tekanan ringan hingga sedang pada tulang si bocah,
bukannya cedera olahraga yang buruk.
Dokter kebingungan, apalagi
si bocah tidak terlihat memiliki riwayat penyakit yang membuatnya rentan
terhadap patah tulang. Anak ini juga rajin latihan sepakbola, tiga kali
sepekan dan rutin mengonsumsi susu, sehingga tak ada alasan untuknya
mengalami patah tulang.
Hasil tes darahnya juga menunjukkan,
kadar mineral seperti kalsium, magnesium dan fosfor di tubuhnya
normal-normal saja. Artinya memang tak ada masalah dengan kesehatan
tulangnya.
Akan tetapi kemudian dari hasil tes darah yang sama
juga ditemukan petunjuk lain: di tubuh bocah ini terlihat adanya
peningkatan kadar sebuah antibodi yang selama ini sering dikaitkan
dengan gejala penyakit celiac. Demikian seperti dilaporkan Livescience.
Penyakit
celiac tergolong sebagai penyakit autoimun, di mana sel-sel tubuh
menyerang dirinya sendiri. Celiac bukanlah sekadar alergi atau
intoleransi makanan semata karena dampaknya bisa sangat buruk bila
pasien penyakit ini dibiarkan mengonsumsi makanan yang menjadi
pantangannya, yaitu gluten. Dampak yang dimaksud adalah kerusakan usus.
Bocah
itu pun dirujuk ke ahli pencernaan dan ia terbukti mengidap celiac.
Belakangan diketahui bahwa celiac juga dapat mengakibatkan rendahnya
kepadatan tulang. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam World Journal
of Gastroenterology mengungkap, hampir seperempat anak yang didiagnosis
dengan celiac rata-rata mengalami patah tulang sebelum ditemukan
penyakitnya.
Celiac
diketahui dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang melalui beberapa
cara. Pertama, penyakit ini dapat merusak usus kecil sehingga usus
kehilangan kemampuan untuk menyerap nutrisi penting, salah satunya yang
berperan untuk kepadatan tulang.
Kedua, celiac dapat memicu
peradangan pada usus secara terus-menerus sehingga mengganggu
keseimbangan jumlah sel pembuat tulang (bone-making) dan sel penyerap
tulang (bone-absorbing) sehingga menurunkan kepadatan tulang.
Untungnya,
setelah diminta menjalankan diet bebas gluten selama 3,5 tahun, dokter
melihat bocah itu tak lagi mengalami patah tulang.
Diet bebas
gluten juga dilaporkan mampu 'mengembalikan massa tulang pada anak-anak
dan remaja yang mengidap celiac dengan cepat'.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar