, Anak zaman sekarang sudah mahir mengoperasikan ponsel
atau tablet milik kedua orang tuanya. Mereka pun betah berlama-lama di
hadapannya. Padahal kesehatan mata anak bisa terganggu karena ponsel.
Fakta
ini dibuktikan oleh peneliti dari Korea Selatan setelah melakukan
pemeriksaan mata pada 916 anak berusia 7-12 tahun baru-baru ini.
Hasilnya,
66 anak atau 6,6 persen responden memperlihatkan gejala penyakit mata
kering (dry-eye disease). Setelah ditelusuri, ternyata 97 persen dari
mereka mengaku menggunakan ponsel pintar, rata-rata 3,2 jam sehari.
Sebagai
pembanding, anak-anak yang tidak memperlihatkan gejala mata kering
adalah mereka yang terbiasa menggunakan ponsel tetapi rata-rata hanya 37
menit sehari saja.
Baca juga: Kecanduan Gadget, Anak Bisa Sulit Berkomunikasi Hingga Dewasa
Tak
hanya itu, anak-anak yang gemar main ponsel hanya menghabiskan waktu
rata-rata 1,5 jam di luar ruangan, sedangkan anak-anak yang tidak
terlalu suka bermain ponsel lebih lama berada di luar ruangan, yaitu 2,3
jam/hari.
Seperti kita tahu, aktivitas anak di luar ruangan berdampak pada tingkat kebugaran fisik dan kecerdasan mental mereka.
Perlu
dipahami juga bahwa gejala mata kering pada anak tidak hanya
mempengaruhi penglihatan si kecil tetapi juga performa belajarnya, baik
di rumah, apalagi di sekolah.
Menurut peneliti, terlalu lama
menatap ponsel, komputer atau monitor gawai lainnya terbukti mengurangi
kebiasaan berkedip sehingga cairan mata cepat menguap dan bola mata
menjadi rentan mengering, lalu iritasi.
"Lagipula karena layar
monitornya yang kecil, pengguna harus menatap ke arah monitor dalam
jarak dekat padahal ini juga bisa membuat mata cepat lelah," kata
peneliti seperti dilaporkan Wall Street Journal.
Temuan
ini dirasa penting mengingat Korea Selatan merupakan salah satu negara
dengan tingkat kepemilikan ponsel tertinggi di dunia. Lebih dari 80
persen populasinya memiliki ponsel.
The Korea Herald melaporkan
di tahun 2015, jumlah pasien mata kering meningkat dalam kurun 10 tahun.
Dari yang semula hanya 970.000 orang menjadi 2,1 juta orang. Pada
pasien remaja, jumlahnya meningkat sebesar 195 persen, sedangkan pada
pasien berusia 30-an dan 40-an tahun meningkat hingga 207 persen. Di
tahun 2016, tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan semakin bertambah.
Penyakit
mata kering atau dalam istilah medisnya disebut sebagai
keratoconjunctivitis sicca (KCS) memicu gejala seperti mata iritasi,
mata seolah berpasir, gatal atau muncul sensasi seperti terbakar atau
ada yang mengganjal di dalam rongga mata, berair secara berlebihan dan
pandangan kabur.(lll/vit)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar