Walau jeroan dan banyak yang menganggap
makanan sampah, jangan diremehkan kandungan gizi jeroan sapi seperti
babak sangat baik untuk kesehatan tubuh, anemia, ibu hamil
dan memelihara saraf. Beberapa waktu lalu, sedang ramai dibicarakan
salah satu sumber makanan hewani yang kontroversial, yaitu jeroan yang
di import. Sebagian masyarakat menganggap sebagai makanan sampah dan
tidak layak dikonsumsi. Tapi, benarkah itu?. Benarkah jeroan sapi memang
tidak memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan tubuh kita?.
Apa kata para pakar kesehatan serta makanan menanggapi rumor tersebut?.
Mari kita simak penjelasannya berikut ini.
Jeroan adalah bagian-bagian dalam tubuh
(hewan) yang sudah dijagal. Biasanya yang disebut jeroan adalah semua
bagian kecuali otot dan tulang. Tergantung dari budaya setempat,
berbagai bagian jeroan dapat dianggap sebagai sampah atau makanan mahal.
Jeroan yang tidak digunakan secara langsung untuk konsumsi manusia atau
binatang diproses lebih lanjut untuk menghasilkan makanan hewan, pupuk,
atau bahan bakar.
Apa manfaat utama dari jeroan?
Memang kalau dilihat dari kandungan
dalam jeroan baik juga untuk fungsi tubuh diantaranya untuk memelihara
syaraf, kandungan kolin dalam hati baik untuk bayi dalam kandungan, dan
yang lain untuk penyembuhan anemia. Hal yang perlu dikhawatirkan efek
jeroan salah satunya adalah kandungan lemaknya yang bisa menyebabkan
kolesterol tinggi. Penyakit kolesterol ini cukup membuat masalah masalah
penyakit degeneratif lain utamanya jantung koroner, obesitas, darah
tinggi, dan stroke.
Apa kandungan gizi jeroan ?
Bagian dalam dari hewan yang tak dapat
dipungkiri kelezatannya adalah babat. Babat adalah bagian akhir dari
perut hewan. Baunya tidak enak sehingga dianggap tidak layak konsumsi.
Namun, tidak sedikit orang yang menyukainya. Babat sapi umunya terdiri
atas tiga bagian utama, yaitu : rumen (selimut/flat/babat halus),
retikum (saku babat/sarang lebah), dan omasum (babat daun). Babat segar
berwarna putih kelabu atau krem kehijauan. Warna hijau ini diduga
berasal dari kandungan klorofil yang tinggi, sedangkan warna putih
kelabu karena senyawa lain yang tercerna.
Bakteri Baik Berdasarkan penelitian di
Laboratorium Woodson – Tenant di Atlanta, Georgia, AS, babat hijau
mengandung rasio kalsium berbanding fosfor sebesar 1:1, pH secara
keseluruhan adalah asam (baik untuk pencernaan), protein 15,1 gram;
lemak 11,7 gram, serta asam lemak esensial linolenat dan linoleat dalam
proporsi yang direkomendasikan.
Ditemukan juga bakteri asam laktat
(Lactobacillus acidophilus) dalam babat hijau. Ini merupakan bakteri
usus yang baik dan menjadi bahan utama probiotik. Babat kaya akan gizi,
seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kolestrol dan purinya
tinggi sehingga babat tidak aman bagi pengidap asam urat. Dalam setiap
100 g babat terkandung 122 mg kolestrol dan 470 mg purin.
Vitamin utama yang dikandungnya vitamin
B. mineral dalam babat di antaranya natrium, kalium, kalsium, magnesium,
fosfor, mangan, dan selenium. Vitamin B3 dan folat dalam babat berperan
membantu otak dalam memproduksi zat-zat kimia penting untuk penyimpanan
data dalam daya ingat. Vitamin B3 juga penting untuk membantu pembuatan
protein. Vitamin B12 dapat mengurangi potensi gangguan sistem kerja
sel-sel saraf sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya gangguang
memori.
Kalium yang tinggi dalam babat berperan
menjaga keseimbangan elektrolit (asam-basa) tubuh yang bekerja sama
dengan natrium. Kalium juga dibutuhkan sebagai pembentuk aktivitas otot
jantung dan fungsi neurotransmitter (pembawa pesan di sel-sel otak).
Fosfornya untuk membentuk tulang dan gigi, serta untuk penyimpanan dan
pengeluaran energy (perubahan antara ATP dengan ADP).
Fungsi magnesium antara lain membentuk
sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin. Besi
membantu otak memproses zat gizi untuk aktivitas, serta membantu proses
neurotransmitter. Seng untuk membentuk enzim dan hormon, juga memelihara
enzim, hormon, dan aktivitas indra pengecap. Tak Perlu Pantang
Mengingat begitu beragam kandungan zat gizinya, sebaiknya babat tidak
dipantang, tetapi perlu dikonsumsi secara bijak agar tidak menimbulkan
keluhan.
Konsumsi berlebihan dalam waktu lama
akan berkonstribusi terhadap timbulnya gout, jantung coroner, stroke,
dan berbagai penyakit degeneratif lain. Sebaiknya konsumsi babat
diimbangi dengan asupan serat pangan (dietary fiber) sekitar 25-30 gram
per hari, misalnya berasal dari sayur, buah dan kacang. Sayur dan buah
telah terbukti secara ilmiah mengandung serat pangan yang dapat
menurunkan kolestrol darah.
Disarankan mengonsumsi 2-4 porsi buah
dan 3-5 porsi sayur per hari. Olah raga juga rutin dapat meningkatkan
kadar kolestrol baik (HDL), dan menurunkan kolestrol jahat (LDL). Untuk
menjadikan babat sebagai makanan yang lezat, aman dan mendapat
manfaatnya adalah dengan cara mengkonsumsi dalam porsi yang benar.
Disamping itu disertai juga dengan mengkonsumsi buah sebagai penyeimbang
untuk meredam kolesterol jahat yang ditimbulkannya, dengan cara dan
dalam porsi yang benar babat yang nota bene tempat menampung kotoran dan
sari makanan dapat di konsumsi dengan aman,
0 komentar:
Posting Komentar