Pensiun dan Depresi
Dua orang psikolog, yaitu Jungmeen E. Kim, PhD dan Phyllis Moen PhD dari
Cornell University meneliti hubungan antara pensiun dengan depresi.
Keduanya menemukan:
• Wanita yang baru pensiun cenderung mengalami depresi lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita yang sudah lama pensiun atau bahkan yang
masih bekerja, terutama jika sang suami masih bekerja
• Pria yang baru pensiun cenderung lebih banyak mengalami konflik perkawinan dibandingkan dengan yang belum pensiun
• Pria yang baru pensiun namun istrinya masih bekerja cenderung
mengalami konflik perkawinan lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang
sama-sama baru pensiun namun istrinya tidak bekerja
• Pria yang pensiun dan kembali bekerja dan mempunyai istri yang tidak
bekerja, maka keduanya memiliki semangat lebih tinggi dibandingkan
dengan pasangan yang keduanya sama-sama tidak bekerja
Kesimpulan penelitian yang diambil dari para sample mereka menunjukkan
bahwa para pria yang sudah berusia setengah abad cenderung memiliki
kepuasan hidup lebih tinggi jika istrinya menjalankan peran sebagai ibu
rumah tangga.
Prediktor Penentu Terjadinya Masalah Pada Masa Pensiun
Kepuasan kerja dan pekerjaan
Pekerjaan membawa kepuasan tersendiri karena disamping mendatangkan uang
dan fasilitas, dapat juga memberikan nilai dan kebanggaan pada diri
sendiri (karena berprestasi atau pun kebebasan menuangkan kreativitas).
Namun ada catatan, orang yang mengalami problem saat pensiun biasanya
justru mereka yang pada dasarnya sudah memiliki kondisi mental yang
tidak stabil, konsep diri yang negatif dan rasa kurang percaya diri
terutama berkaitan dengan kompetensi diri dan keuangan/penghasilan.
Selain itu, masalah harga diri memang sering menjadi akar depresi semasa
pensiun karena orang-orang dengan harga diri yang rendah semasa
produktifnya cenderung akan jadi overachiever semata-mata untuk
membuktikan dirinya sehingga mereka habis-habisan dalam bekerja sehingga
mengabaikan sosialisasi dengan sesamanya pula. Pada saat pensiun,
mereka merasa kehilangan harga diri dan ditambah kesepian karena tidak
punya teman-teman.
Pada orang dengan kondisi kejiwaan yang stabil, konsep diri positif,
rasa percaya diri kuat serta didukung oleh keuangan yang cukup, maka
orang tersebut akan lebih dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pensiun
tersebut karena selama tahun-tahun ia bekerja, ia "menabung"
pengalaman, keahlian serta keuangan untuk menghadapi masa pensiun.
Usia
Banyak orang yang takut menghadapi masa tua karena asumsinya jika sudah
tua, maka fisik akan makin lemah, makin banyak penyakit, cepat lupa,
penampilan makin tidak menarik dan makin banyak hambatan lain yang
membuat hidup makin terbatas. Pensiun sering diidentikkan dengan tanda
seseorang memasuki masa tua. Banyak orang mempersepsi secara negatif
dengan menganggap bahwa pensiun itu merupakan pertanda dirinya sudah
tidak berguna dan dibutuhkan lagi karena usia tua dan produktivitas
makin menurun sehingga tidak menguntungkan lagi bagi
perusahaan/organisasi tempat mereka bekerja. Seringkali pemahaman itu
tanpa sadar mempengaruhi persepsi seseorang sehingga ia menjadi over
sensitif dan subyektif terhadap stimulus yang ditangkap. Kondisi ini lah
yang membuat orang jadi sakit-sakitan saat pensiun tiba. Memang, masa
tua harus dihadapi secara realistis karena tidak mau menghadapi
kenyataan bahwa dirinya getting older dan harus pensiun juga membawa
masalah serius seperti halnya post power-syndrome dan depresi. Salah
satu cara mengatasi persepsi negatif terhadap masa tua adalah dengan
mengatakan pada diri sendiri : "Act your age, but I don't want to act
old"
Kesehatan
Beberapa orang peneliti melakukan penelitian dan menemukan bahwa
kesehatan mental dan fisik merupakan prekondisi yang mendukung
keberhasilan seseorang beradaptasi terhadap perubahan hidup yang
disebabkan oleh pensiun. Hal ini masih ditambah dengan persepsi orang
tersebut terhadap penyakit atau kondisi fisiknya. Jika ia menganggap
bahwa kondisi fisik atau penyakit yang dideritanya itu sebagai hambatan
besar dan bersikap pesimistik terhadap hidup, maka ia akan mengalami
masa pensiun dengan penuh kesukaran. Menurut hasil penelitian, pensiun
tidak menyebabkan orang jadi cepat tua dan sakit-sakitan, karena justru
berpotensi meningkatkan kesehatan karena mereka semakin bisa mengatur
waktu untuk berolah tubuh (lihat fakta seputar pensiun).
Persepsi seseorang tentang bagaimana ia akan menyesuaikan diri dengan masa pensiunnya
Hal ini erat berkaitan dengan rencana persiapan yang dibuat jauh sebelum
masa pensiun tiba. Menurut para ilmuwan, perencanaan yang dibuat
sebelum pensiun (termasuk pola/gaya hidup yang dilakukan) akan
memberikan kepuasan dan rasa percaya diri pada individu yang
bersangkutan. Bagaimana pun juga, perencanaan untuk masa pensiun
bukanlah sesuatu yang berlebihan karena banyak aspek kehidupan yang
harus disiapkan, dan dipertahankan seperti keuangan (apa yang akan
dilakukan untuk tetap bisa berpenghasilan ? apakah saya mau mencari
kerja part time ?), kesehatan (bagaimana cara supaya bisa menjaga
kesehatan), spiritualitas (bagaimana supaya saya mempunyai kehidupan
rohani yang sehat dan tetap memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan)
dan kehidupan sosial (apa kegiatan kebersamaan dengan teman-teman kelak,
saya ingin aktif dalam kegiatan seperti apa, dsb). Namun, hal ini juga
tidak terlepas dari persepsinya tentang hidup dan tentang dirinya
sendiri. Orang yang kurang percaya pada potensi diri sendiri dan kurang
mempunyai kompetensi sosial yang baik akan cenderung pesimistik dalam
menghadapi masa pensiunnya karena merasa cemas dan ragu, akankah ia
mampu menghadapi dan mengatasi perubahan hidup dan membangun kehidupan
yang baru.
Status sosial sebelum pensiun
Status sosial berpengaruh terhadap kemampuan seseorang menghadapi masa
pensiunnya. Jika semasa kerja ia mempunyai status sosial tertentu
sebagai hasil dari prestasi dan kerja keras (sehingga mendapatkan
penghargaan dan pengakuan dari masyarakat atau organisasi), maka ia
cenderung lebih memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik (karena
konsep diri yang positif dan social network yang baik). Namun jika
status sosial itu didapat bukan murni dari hasil jerih payah prestasinya
(misalnya lebih karena politis dan uang/harta) maka orang itu justru
cenderung mengalami kesulitan saat menghadapi pensiun karena begitu
pensiun, maka kebanggaan dirinya lenyap sejalan dengan hilangnya atribut
dan fasilitas yang menempel pada dirinya selama ia masih bekerja.
Kiat Memasuki Masa Pensiun
• Yang paling utama adalah bahwa Anda harus menghadapinya secara rileks.
Ketegangan dan kecemasan tidak akan menjadikan segalanya lebih baik.
Anda bisa bercermin dan belajar dari pengalaman keberhasilan dan
kegagalan di masa lalu, untuk jadi bahan rencana masa depan.
• Banyak tersenyum dan tertawa akan membuat Anda punya banyak teman yang memberikan keceriaan dalam hidup
• Jangan terburu-buru dalam menjalani hidup...sebaliknya, nikmatilah
setiap moment yang berlalu dalam hidup Anda agar Anda bisa mensyukuri
dan merasakan kenikmatan hidup yang sesungguhnya.
• Buatlah rencana kegiatan setiap hari
• Lakukanlah kegiatan sosial yang menarik dan mulailah meniti karir di
kehidupan pasca-pensiun disertai optimisme bahwa hidup Anda akan menjadi
jauh lebih baik lagi dari sebelumnya
• Pensiun bukan berarti saat-saat di mana Anda harus mencari akal guna
membunuh waktu, sebaliknya Anda harus berpikir bagaimana supaya Anda
memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mendatangkan hal-hal terbaik
dalam kehidupan Anda selanjutnya.
• Jangan suka berdiam diri atau membiarkan diri menganggur dan melamun
karena hanya akan membangkitkan emosi dan pikiran negatif saja
• Hilangkan kesepian dan libatkan diri pada orang-orang di dekat Anda
• Jagalah kondisi dan kesehatan tubuh Anda dengan cara rajin berolah raga dan diet yang baik agar Anda tidak jatuh sakit
• Kurangi dan hilangkan kebiasaan buruk seperti merokok, mengkonsumsi
makanan berlemak tinggi, mengkonsumsi minuman beralkohol atau junk food
• Pergilah mengunjungi tempat-tempat menarik bersama pasangan atau pun teman-teman/sahabat Anda
• Hubungi teman-teman Anda baik melalui surat, email atau pun telepon.
Siapa tahu ada sesuatu yang baru dan menarik yang bisa didapatkan
• Pertahankan dan kembangkan hobi yang selama ini tidak sempat terlaksana atau ditekuni karena keterbatasan waktu
• Bacalah buku-buku yang membangkitkan motivasi Anda
• Lakukan olah raga atau kegiatan kebersamaan dengan teman-teman yang sifatnya santai
• Jika memungkinkan, ambil kursus singkat yang menarik dan menunjang
hobi atau malah dapat membantu meningkatkan ketrampilan yang diperlukan
untuk menekuni usaha baru
• Jangan lepaskan kebiasaan doa Anda dan luangkan waktu setiap hari
beberapa kali untuk berbincang-bincang dan berdiskusi dengan Tuhan
• Jangan biarkan pesimisme menguasai pikiran dan perasaan Anda
• Coba perhatikan sekitar Anda dan lihatlah, siapa yang sedang
membutuhkan perhatian Anda namun selama ini terluput karena kesibukkan
Anda? Carilah pula, bagian mana dari hidup Anda yang perlu dibereskan?
Meski keluarga Anda tidak pernah meminta bantuan Anda secara langsung
bukan berarti Anda tidak dibutuhkan. Jadi, jadilah orang pertama yang
berinisiatif untuk terlibat dalam kegiatan rumah tangga.
• Cobalah untuk memikirkan bisnis atau usaha baru, atau mulai memikirkan
untuk menekuni pekerjaan baru yang lebih cocok dengan usia dan hobi
Anda. Jika perlu, ajaklah anggota keluarga atau teman-teman terdekat
Anda untuk terlibat di dalamnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar