Hidup dengan 9 kepribadian? Rasanya terdengar seperti kisah dalam film.
Tapi ini nyata, bisa terjadi dan dialami seseorang. Seperti yang
dialami Anastasia Wella (27). Lalu, bagaimana rasanya?
"Saya
pernah disangka kesurupan. Tapi ini bukan trans, melainkan saya yang
punya beberapa kepribadian," tutur Anastasia kepada detikHealth beberapa
waktu lalu.
Ketika Anastasia menjadi seseorang dengan
kepribadian yang lain, dirinya sendiri tidak sadar. Fisiknya pun menjadi
sakit karena tegang. Dia juga jadi kehilangan fase waktu, karena
kepribadian yang lain bisa 'menguasainya' hingga beberapa hari, bahkan
sebulan.
"Ketika saya kembali ke diri saya sendiri baru sadar kok
sudah tanggal sendiri, selama tanggal kemarin yang saya dengan
kepribadian yang lain itu nggak ingat," sambungnya.
9 Kepribadian
dalam dirinya punya nama masing-masing. Mereka adalah Atin, sosok anak
perempuan berusia 9-10 tahun, Saraswati yang penari, Sari yang merupakan
akuntan, Naura yang memiliki sifat pemberani, Gadis yang merupakan
sosok ekstrovert, Paula yang pemarah, Ravelen si anak gaul, Ayu yang
feminin dan Andreas yang agak mania.
"Ketika dengan kepribadian
yang lain, saya memperkenalkan diri dengan nama mereka. Makanya kalau
kemudian tiba-tiba ketemu orang yang manggil saya dengan nama berbeda,
itu pasti karena saya kenalan saat dengan kepribadian yang lain," papar
Anastasia.
Anastasia
didiagnosis Dissosiative Identity Disorder (DID) atau yang lebih
dikenal dengan istilah Split Personality atau Multiple Personality pada
2009. Psikiater yang menanganinya menengarai Anastasia mulanya memiliki
gangguan bipolar yang tidak tertangani.
"Kepribadian yang lain
ini biasanya muncul kalau saya nggak bisa. Misalnya saya nggak bisa
akuntansi tapi harus mengerjakan akuntansi, lalu saya jadi cemas dan
panik, nah kepribadian yang lain lantas keluar. Split ini terjadi ketika
saya dalam keadaan tertekan yang tidak mampu saya hadapi," sambung
Anastasia.
Orang-orang menyangka Anastasia aneh karena suatu kali
tampak sebagai sosok yang 'ramai' namun di saat yang lain menjadi
pendiam. Ini membuatnya minder dan menjadi sulit punya teman. "Gangguan
ini lebih ke interaksi sosial. Karena punya banyak identitas saya jadi
susah interaksi sosial," imbuhnya.
Saat ini Anastasia mengonsumsi
obat antidepresan. Dokter berpesan agar jangan sampai putus obat untuk
menghindari kondisi tertekannya Anastasia sehingga memicu munculnya
kepribadian lain yang dominan. Sayangnya terkadang saat kepribadian yang
lain muncul, ada yang tidak mau minum obat.
"Sebelumnya saya
sempat ganti-ganti dokter. Untuk menegakkan diagnosis ini juga butuh
waktu lama karena saya harus tes lagi, diobservasi lagi. Sekarang ini
saya sebeulan sekali terapi. Kata dokter bisa disembuhkan," papar
Anastasia.
Anastasia juga bersyukur dirinya punya kekasih yang
bisa menjadi sahabat sekaligus sosok yang sangat mengerti dirinya.
Yoandi, nama pria itu, tidak menganggap apa yang dialami Anastasia
sebagai suatu keanehan. Dia paham benar Anastasia butuh sahabat dan
orang bisa mendorong rasa percaya dirinya.
"Harus ada yang mendampinginya. Dengan ini saya jadi belajar, kebetulan juga suka baca tentang split ini," ucap Yoandi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar