Vaksinasi Human Papilloma Virus dan papsmear sama-sama bentuk pencegahan
kanker serviks. Vaksin HPV berguna untuk mencegah infeksi virus,
sementara papsmear merupakan bentuk deteksi.
Namun bagaimana
dengan yang sudah menikah? Apakah sebaiknya vaksinasi dulu atau
papsmear? Dikatakan dr Fredhy S Suwandita, SpOG dar RS Siloam Kebon
Jeruk, bagi yang sudah menikah tentu sebaiknya melakukan papsmear
terlebih dahulu.
"Kalau sudah menikah ya papsmear dulu. Karena
kan kalau sudah menikah risiko terpapar HPVnya lebih besar makanya lebih
baik deteksi. Kalau negatif, baru vaksinasi," tutur dr Fredhy dalam
temu media di RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Idealnya,
vaksin diberikan saat perempuan berusia 9-13 tahun. Vaksin diberikan
dalam 3 dosis dengan interval waktu 4 sampai 6 bulan. Pemberian vaksin
saat muda memperkecil risiko terjadinya infeksi HPV yang dapat
menyebabkan kanker serviks.
Setelah
menikah, baru dianjurkan untuk melakukan papsmear minimal satu tahun
sekali. Papsmear merupakan bentuk deteksi kanker serviks di mana dokter
akan mengambil sampel sel dari leher rahim untuk memastikan ada atau
tidaknya kanker serviks.
"Kanker serviks ini masih jadi masalah
di Indonesia karena jumlah pasiennya nomor 2 di bawah kanker payudara.
Pada tahap awal, kanker serviks tidak bergejala. Ini yang membuat
deteksi dini jadi penting," tambahnya lagi.
Memang butuh waktu
bertahun-tahun sampai sel kanker menjadi ganas dan menyerang leher
rahim. Namun sekali lagi dr Fredhy mengingatkan lebih baik mencegah
penyakit daripada mengobatinya.
"Kalau di Indonesia prevalensinya
masih tinggi saya kira jadi setahun sekali ya papsmearlah. Kalau di
Amerika Serikat itu jika hasil papsmear negatif, periksa laginya 3 tahun
kemudian," tutupnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar