Di Australia diketahui terjadi kenaikan kasus-kasus
penyakit infeksi seperti campak, cacar air, dan pertusis. Penyakit
tersebut seharusnya sudah jarang terjadi berkat program imunisasi, namun
kembali muncul karena mencuatnya gerakan antivaksin.
Survei oleh
Australian Child Health menyebut bahwa sekitar 2.000 atau lima persen
populasi anak benar-benar sama sekali tak tersentuh vaksin. Perdana
Menteri Australia Malcolm Turnbull mengaku khawatir terhadap fakta
tersebut merujuk kasus di mana ada seorang bayi meninggal akibat
pertusis.
Oleh karena itu untuk menimbulkan efek jera Turnbull
berencana menerapkan peraturan nasional anak yang tak divaksin tak boleh
ikut sekolah di tingkat taman kanak-kanak. Kelompok kesehatan mendukung
keputusan tersebut mengatakan sudah jadi kewajiban orang tua untuk
melindungi anak-anaknya.
"Ini bukan masalah teoritis, ini menyangkut hidup dan mati," kata Turnbull seperti dikutip dari BBC, Selasa (14/3/2017).
"Kalau
orang tua bilang 'saya tidak akan memvaksinasi anak saya,' maka dia
bukan hanya menempatkan anaknya dalam risiko tetapi juga anak orang lain
di sekitarnya," lanjut Turnbull.
Ahli penyakit menular Professor
Jodie McVernon dari Murdoch Children's Research Institute menyebut tren
meningkatnya gerakan anti vaksin di Australia adalah sebuah
kekhawatiran nasional. Ketika tingkat vaksinasi suatu populasi jatuh
berada di bawah minimal maka besar kemungkinan untuk suatu penyakit
menular berkembang.
Hal ini berkaitan dengan apa yang disebut
'herd immunity'. Sederhananya ketika anggota suatu kelompok banyak yang
divaksin, maka penyakit menjadi tidak mudah menular di antara individu
dan prevalensinya rendah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar