Stroke adalah serangan yang terjadi akibat adanya
penyumbatan atau pendarahan di otak sehingga area tertentu jadi tidak
mendapat asupan nutrisi dan oksigen. Bila terlambat ditangani maka
stroke dapat menyebabkan kematian.
Pada pasien yang selamat,
sebagian besar juga akan mengalami bentuk kecacatan permanen akibat
kerusakan yang sudah terjadi pada otak. Oleh karena itu kecepatan dalam
penanganan menjadi kunci.
Berkaitan dengan hal tersebut, studi
terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Queensland
dan Monash University melihat racun laba-laba punya potensi jadi obat
baru untuk pasien stroke. Alasannya karena di dalam racun peneliti
melihat protein khusus bernama Hi1a yang bisa melindungi otak setelah
serangan stroke terjadi.
Pemimpin
studi Profesor Glenn King menyebut tes pada tikus menunjukkan bahwa
Hi1a dapat memblok kanal ion pendeteksi asam di otak. Sesuatu yang
disebut peneliti menjadi kunci penyebab kerusakan otak setelah serangan
stroke terjadi.
"Hi1a bahkan dapat memberikan sebagian efek
perlindungan pada pusat otak yang paling terpengaruh akibat kekurangan
oksigen. Pusat otak secara umum dianggap tidak bisa pulih karena saking
cepatnya kematian sel-sel akibat stroke," ungkap Prof Glenn seperti
dikutip dari BBC, Rabu (22/3/2017).
Dipublikasi dalam
jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, laba-laba yang
digunakan adalah dari spesies funnel web (Hadronyche infensa). Peneliti
mengambil sampel racun lalu kemudian mereplikasi proteinnya di
laboratorium.
Hasil studi melihat ketika tikus yang stroke
diberikan protein racun laba-laba, kerusakan otaknya berkurang hingga 65
persen dibanding tikus stroke lain yang tak mendapat protein racun.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar