Ada anggapan yang menyebut seseorang sering digigit nyamuk karena
memiliki darah yang manis. Padahal menurut dokter kulit, anggapan
tersebut tidak benar.
dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK dari
D&I Skin Centre Denpasar, mengatakan tidak ada hubungannya antara
memiliki darah manis dengan kecenderungan untuk digigit nyamuk. Semua
orang menurutnya memiliki kesempatan yang sama mengalami gigitan nyamuk.
"Untuk kemungkinan digigit nyamuk setiap orang sama. Cuma reaksi yang
timbul akibat gigitan nyamuk yang berbeda," tutur pria yang akrab disapa
dr Darma ini kepada detikHealth.
Dr Karl Kruszelnicki, seorang pakar sains, mengatakan nyamuk menggigit
manusia bukan karena memiliki darah manis. Nyamuk tertarik pada manusia
karena dua hal, yakni kadar karbon dioksida dan panas yang dikeluarkan
oleh tubuh.
Ketika nyamuk semakin dekat, akan ada beragam
senyawa di kulit dan ini kemudian menjadi penentu apakah ia menjadi
semakin tertarik atau malah menjauh.
Bila memang nyamuk tertarik
ia kemudian akan hinggap dan mulai menusukkan mulutnya yang berbentuk
jarum menembus kulit. Air liur nyamuk akan keluar agar proses
pengambilan darah semakin lancar.
"Senyawa-senyawa kimia ini
bisa datang dari makanan, bakteri di kulit, dan juga genetik. Bidang ini
kompleks dan belum banyak dipahami sehingga masih terlalu awal untuk
tahu senyawa apa saja yang bisa Anda keluarkan," kata Dr Karl, dikutip
dari ABC Australia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar