Dari semua rasa yang bisa ditangkap oleh indra pengecap, anak biasanya
akan lebih mudah untuk menyukai makanan dan minuman yang manis-manis.
Namun orang tua perlu waspada agar jangan berlebihan memberikan pangan
manis tersebut karena bisa berkembang menjadi sebuah ketergantungan.
Seperti
dijelaskan dr Junaidi Lesmana dari Gerakan Masyarakat Sarapan (Gemas)
apabila anak sudah kecanduan makanan dan minuman manis maka akan lebih
mudah untuk alami penyakit. Gula sintetis dari produk yang dikonsumsi
dapat dengan mudah menumpuk menjadi lemak di tubuh berujung pada
kegemukan.
"Manis sintetis dari gula pasir, gula halus, atau gula
buatan lain itu akan meningkakan peradangan. Nanti penuaan sel jadinya
akan lebih cepat," kata dr Junaidi pada acara seminar dialog nasional
gizi di lingkungan Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Jakarta,
Rabu (27/7/2016).
Bagaimana
cara agar anak tak terlalu bergantung menyukai manis gula, dikatakan
oleh dr Junaidi bisa dengan cara mengenalkan padanya manis dari
buah-buahan. Secara kimiawi manis yang dihasilkan oleh buah (fruktosa)
lebih 'ramah' diserap tak menimbulkan peningkatan gula darah yang
drastis dalam tubuh.
"Jadi harus dibiasakan sejak kecil menyukai
manisnya buah. Alpukat contohnya sangat baik sekali tapi banyak orang
sering salah mengerti tentang alpukat disangka bisa bikin kolesterol
atau darah tinggi padahal alpukat itu isinya good fat," kata dr Junaidi.
Hindari
kebiasaan memberikan permen atau produk olahan manis bergula tinggi
lainnya pada anak sebagai camilan. "Kebiasaan itu akan membina anak-anak
menjadi penyuka manis dan akhirnya memudahkan mereka untuk jadi gemuk
obesitas akhirnya diabetes," tutup dr Junaidi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar