Dulunya, Choirrun Umma Azizah (23) hobi melakukan kegiatan outdoor
misalnya wall climbing dan mendaki gunung. Di bulan Mei 2014, Umma
didiagnosis Chronic Myeloid Leukemia (CML). Namun, penyakitnya itu tak
menghalangi Umma untuk mencapai keinginannya kembali naik gunung.
Umma
mengatakan, dia memang sudah hobi mendaki gunung sejak SMA. Di usia 19
tahun, baru Umma menekuni hobinya itu. Bahkan, di tanggal 25 Maret 2014,
Umma sempat mendaki Gunung Gede atau kurang lebih 2 bulan sebelum Umma
didiagnosis CML.
"Waktu itu gejala yang terasa awalnya saya kok
demam pas lagi pendakian. Saya nggak kuat, turun, sampai di pos 2
kayaknya. Pas turun, dari situ sering demam selama 2 bulan, terus berat
badan juga turun. Jadi, gejala CML sudah saya rasa sebelum mendaki,"
kata Umma saat berbincang dengan detikHealth.
Karena
diagnosis CML tersebut, Umma pun mengurungkan niatnya ikut pendakian ke
tiga gunung yakni Slamet, Sindoro, dan Sumbing. Sebab, saat itu dokter
tidak membolehkan Umma mengikuti kegiatan outdoor apapun, termasuk rock
climbing yang biasa ia lakukan.
Dikatakan
Umma, saat itu dokter tidak menyarankan Umma melakukan kegiatan outdoor
karena risiko yang bisa terjadi serta efek samping obat yang dikonsumsi
Umma bisa membakar kulit. Kini, Umma sudah berganti obat yang dia
konsumsi dua kali sehari dengan jeda 12 jam. Walau memang, kini efek
samping obat masih terasa seperti kulit kering dan timbul bintik-bintik.
"Di
Januari 2016 saya mulai boleh ikut wall climbing di kampus. Terus
tanggal 25-26 Maret ke Curug Cilember. Nah, Mei ini rencana mau daki ke
Papandayan tapi sebelumnya saya sudah konsul ke dokter. Kata dokter
boleh tapi harus tahu diri, kalau capek jangan dipaksain," kata
mahasiswi Universitas Tirtayasa jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia ini.
Persiapan
mendaki ke Papandayan yang dilakukan Umma antara lain joging tiap pagi
dan sore, kemudian latihan mengatur napas, mengatur pola makan dan rutin
cek darah. Umma mengaku ingin bisa mencapai keinginannya mendaki gunung
sampai puncak. Lalu, apa yang membuat Umma optimistis dirinya bisa
mendaki gunung lagi bahkan sampi puncak meski memiliki CML?
"Dari
kecil almarhum om meninggal yang meninggal karena kanker otak, beliau
pecinta alam dan jadi tim rescue. Om saya ngajarin saya cara wall
climbing. Di situ saya ngerasa kok senang banget, gagah banget bisa bawa
carrier gitu. Ndiriin camp juga seru banget. Pokoknya CML nggak
menghalangi saya untuk bisa mendaki lagi apalagi udah hampir 3 tahun ini
saya udah nggak naik gunung," pungkas Umma yang sudah pernah mendaki ke
gunung Gede Pangrango juga Merapi ini.
SEMANGAT PASIEN CML naik gunung
Written By iqbal_editing on Senin, 10 April 2017 | 19.50
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar