Sirkumsisi
Sirkumsisi (Sunat/Khitan) adalah tindakan yang lebih menyakitkan
daripada tindakan bedah pada banyak lokasi lain dalam kasus gagal
anestesi.
Pada anak, kesuksesan anestesi adalah segalanya karena menyangkut
kepercayaan keluarga kepada dokter dan kepercayaan anak pada tim medis
selama dan setelah operasi. Anak bisa trauma dan takut menemui dokter
setelah sirkum; memberontak selama operasi dan membuat perdarahan serta
lokasi bedah menjadi tidak steril; atau membuat peserta khitanan massal
lain menjadi cemas dengan teriakan nyerinya.
Untuk itu, sebaiknya dokter memberi perhatian penuh terhadap tindakan
awal ini. Penulis ingin berbagi pengalaman tentang teknik yang lebih
baik. Teknik tersebut ternyata sesuai dengan penelitian dan guideline
tentang sirkumsisi. Berikut lebih lengkapnya:
Teknik yang Lebih Baik
1. Teknik Blokade Saraf Penis atau (Penile block technique) lebih
baik daripada infiltrasi karena anak tidak kesakitan karena proses
masuknya jarum suntik ke penis. Teknik ini cukup dengan 2 kali pemasukan
jarum. Lebih memantapkan anestesi bagian ventral dan sekitar, teknik
ini sebaiknya disertai dengan Teknik Cincin (Ring technique).
2. Untuk masa kerja anestesi yang lebih lama (4-5 jam), Zat Anestesi
Lokal (ZAL) yang dipilih adalah campuran Lidocaine 1% dan Bupivacaine
0.25% dalam jumlah yang sama. Apabila tidak tersedia, bisa digunakan ZAL
Lidocaine 1% dan harus tanpa campuran epinefrin (Jangan pakai Pehacain
dsb) karena dapat menimbulkan vasokonstriksi dan iskemia jaringan. Dosis
Lidocaine max 0.3ml/kgBB. Mudahnya, anak 20kg pakai 3 ampul. Hal yang
penting dan sering terlupa adalah memeriksa expire date.
3. Teknik penyuntikan
Penile block technique:
A. Dewasa: Suntik di jam 1 dan 11 pangkal penis, tembus fascia Buck, masing-masing 2-3 ml. Lanjutkan ring technique
B. Anak: Ambil pangkal penis. Suntik di jam 2 dan 10. Untuk anak,
suntikan tegak lurus relatif terhadap titik permukaan penis. Disuntik
0.5-1.0 cm proksimal dari pangkal, tembus fascia Buck, masing-masing 1
ml. Lanjutkan ring technique
(Keterangan: Tembus Fascia Buck = sensasi menembus kertas.)
Ring technique:
Jarum jangan ditarik ke luar setelah penile block. Masukan infiltrasi
subkutan ke bagian ventral masing2 sisi hingga dorsal secukupnya. Ini
akan membuat jaringan edema dan menggembung.
Masase 20 detik. Diamkan 3-5 menit. Sabar pada tahap ini adalah salah
satu kunci sukses anestesi. Tanpa kesabaran, dokter akan melakukan
injeksi-injeksi infiltrasi lain yang menyakitkan dan tidak bermanfaat
bagi pasien.
Klem di jam 10, 2, dan 6 dan lihat ekspresi anaknya
Kegagalan Anestesi
Ciri-ciri gagal anestesi:
1. Pasien berteriak keras sewaktu kulit preputium diklem
2. Untuk anak dengan sifat manja dan cengeng, anak akan merasa ada
sensasi dicubit namun tidak sakit. Biasanya, anak akan berteriak
mengada-ada. Triknya, coba ajak anak bicara “Sakit beneran atau setengah-setengah? Kalau beneran sakitnya dokter suntik lagi tidak apa-apa, ya?”
3. Menjerit atau berteriak sewaktu digunting kecuali ketika bagian
frenulum jam 6, meskipun anestesi sudah mumpuni pun pasti ada
sensasinya, yang penting sudah minimal. Hati-hati justru operator
terlalu proksimal menggunting bagian frenulum. Sensasi ketika bagian
penting frenulum ikut terikat atau terpotong dalam adalah rasa ingin
buang air kecil.
Kesalahan atau teknik yang sering membuat gagal anestesi:
1. Teknik suntik jam 12 lalu infiltrasi kanan dan kiri setelah tembus fascia Buck.
Secara anatomi ada lateralisasi saraf jadi ZAL tidak sampai ke sarafnya.
Di dalam fascia Buck bukan hanya ada saraf, sehingga masuk fascia Buck
bukan berarti ZAL itu sudah bisa bekerja memblokade saraf. Hal ini
penting terutama pada penis dengan diameter yang lebih besar.
2. Teknik infiltrasi.
Teknik ini membuat edema dan pemasukan jarum suntik yang lebih sering.
Hal ini sering berkaitan dengan kepercayaan anak yang dijanjikan hanya
beberapa kali suntikan namun pada prakteknya dokter menyuntikan bisa
lebih dari 8 kali Anak bisa jadi ansietas dan tidak percaya.
3. Masuk pembuluh darah karena lupa mengaspirasi sebelum penyuntikan ZAL.
Tips lain:
1. Boleh diberikan anxiolytic seperti Diazepam. Perhatikan dosisnya.
2. Untuk anak, bicaralah seperti orang dewasa, kurangi pernyataan yang
bisa membohongi anak, karena secara psikologi, anak itu tidak suka
dibohongi dalam rasa ingin tahunya tentang sebab akibat perilaku dia dan
tindakan kita. Sebutkan apa gunanya disuntik, apa baiknya tindakan
khitan, dan apa keinginan dia setelah berkhitan.
Disclaimer Penulis tidak bertanggung jawab atas
kejadian apapun yang berkaitan dengan kegagalan anestesi
sirkumsisi/kegagalan sirkumsisi yang dilakukan oleh sejawat pembaca.
Tulisan ini adalah pemaduan pengalaman dan guideline dari WHO.
(Sunat/Khitan) adalah tindakan yang lebih menyakitkan
daripada tindakan bedah pada banyak lokasi lain dalam kasus gagal
anestesi.
Pada anak, kesuksesan anestesi adalah segalanya karena menyangkut
kepercayaan keluarga kepada dokter dan kepercayaan anak pada tim medis
selama dan setelah operasi. Anak bisa trauma dan takut menemui dokter
setelah sirkum; memberontak selama operasi dan membuat perdarahan serta
lokasi bedah menjadi tidak steril; atau membuat peserta khitanan massal
lain menjadi cemas dengan teriakan nyerinya.
Untuk itu, sebaiknya dokter memberi perhatian penuh terhadap tindakan
awal ini. Penulis ingin berbagi pengalaman tentang teknik yang lebih
baik. Teknik tersebut ternyata sesuai dengan penelitian dan guideline
tentang sirkumsisi. Berikut lebih lengkapnya:
Teknik yang Lebih Baik
1. Teknik Blokade Saraf Penis atau (Penile block technique) lebih
baik daripada infiltrasi karena anak tidak kesakitan karena proses
masuknya jarum suntik ke penis. Teknik ini cukup dengan 2 kali pemasukan
jarum. Lebih memantapkan anestesi bagian ventral dan sekitar, teknik
ini sebaiknya disertai dengan Teknik Cincin (Ring technique).
2. Untuk masa kerja anestesi yang lebih lama (4-5 jam), Zat Anestesi
Lokal (ZAL) yang dipilih adalah campuran Lidocaine 1% dan Bupivacaine
0.25% dalam jumlah yang sama. Apabila tidak tersedia, bisa digunakan ZAL
Lidocaine 1% dan harus tanpa campuran epinefrin (Jangan pakai Pehacain
dsb) karena dapat menimbulkan vasokonstriksi dan iskemia jaringan. Dosis
Lidocaine max 0.3ml/kgBB. Mudahnya, anak 20kg pakai 3 ampul. Hal yang
penting dan sering terlupa adalah memeriksa expire date.
3. Teknik penyuntikan
Penile block technique:
A. Dewasa: Suntik di jam 1 dan 11 pangkal penis, tembus fascia Buck, masing-masing 2-3 ml. Lanjutkan ring technique
B. Anak: Ambil pangkal penis. Suntik di jam 2 dan 10. Untuk anak,
suntikan tegak lurus relatif terhadap titik permukaan penis. Disuntik
0.5-1.0 cm proksimal dari pangkal, tembus fascia Buck, masing-masing 1
ml. Lanjutkan ring technique
(Keterangan: Tembus Fascia Buck = sensasi menembus kertas.)
Ring technique:
Jarum jangan ditarik ke luar setelah penile block. Masukan infiltrasi
subkutan ke bagian ventral masing2 sisi hingga dorsal secukupnya. Ini
akan membuat jaringan edema dan menggembung.
Masase 20 detik. Diamkan 3-5 menit. Sabar pada tahap ini adalah salah
satu kunci sukses anestesi. Tanpa kesabaran, dokter akan melakukan
injeksi-injeksi infiltrasi lain yang menyakitkan dan tidak bermanfaat
bagi pasien.
Klem di jam 10, 2, dan 6 dan lihat ekspresi anaknya
Kegagalan Anestesi
Ciri-ciri gagal anestesi:
1. Pasien berteriak keras sewaktu kulit preputium diklem
2. Untuk anak dengan sifat manja dan cengeng, anak akan merasa ada
sensasi dicubit namun tidak sakit. Biasanya, anak akan berteriak
mengada-ada. Triknya, coba ajak anak bicara “Sakit beneran atau setengah-setengah? Kalau beneran sakitnya dokter suntik lagi tidak apa-apa, ya?”
3. Menjerit atau berteriak sewaktu digunting kecuali ketika bagian
frenulum jam 6, meskipun anestesi sudah mumpuni pun pasti ada
sensasinya, yang penting sudah minimal. Hati-hati justru operator
terlalu proksimal menggunting bagian frenulum. Sensasi ketika bagian
penting frenulum ikut terikat atau terpotong dalam adalah rasa ingin
buang air kecil.
Kesalahan atau teknik yang sering membuat gagal anestesi:
1. Teknik suntik jam 12 lalu infiltrasi kanan dan kiri setelah tembus fascia Buck.
Secara anatomi ada lateralisasi saraf jadi ZAL tidak sampai ke sarafnya.
Di dalam fascia Buck bukan hanya ada saraf, sehingga masuk fascia Buck
bukan berarti ZAL itu sudah bisa bekerja memblokade saraf. Hal ini
penting terutama pada penis dengan diameter yang lebih besar.
2. Teknik infiltrasi.
Teknik ini membuat edema dan pemasukan jarum suntik yang lebih sering.
Hal ini sering berkaitan dengan kepercayaan anak yang dijanjikan hanya
beberapa kali suntikan namun pada prakteknya dokter menyuntikan bisa
lebih dari 8 kali Anak bisa jadi ansietas dan tidak percaya.
3. Masuk pembuluh darah karena lupa mengaspirasi sebelum penyuntikan ZAL.
Tips lain:
1. Boleh diberikan anxiolytic seperti Diazepam. Perhatikan dosisnya.
2. Untuk anak, bicaralah seperti orang dewasa, kurangi pernyataan yang
bisa membohongi anak, karena secara psikologi, anak itu tidak suka
dibohongi dalam rasa ingin tahunya tentang sebab akibat perilaku dia dan
tindakan kita. Sebutkan apa gunanya disuntik, apa baiknya tindakan
khitan, dan apa keinginan dia setelah berkhitan.
Disclaimer Penulis tidak bertanggung jawab atas
kejadian apapun yang berkaitan dengan kegagalan anestesi
sirkumsisi/kegagalan sirkumsisi yang dilakukan oleh sejawat pembaca.
Tulisan ini adalah pemaduan pengalaman dan guideline dari WHO.
trik anestesi lokal untuk khitanan
Written By iqbal_editing on Sabtu, 01 April 2017 | 22.08
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar