Menjadi pengidap thalassemia tak membuat Adhitya Putra
Masir putus asa mengejar cita-cita. Di usianya yang menginjak 26 tahun,
Adit, begitu ia biasa disapa, sedang mengejar impiannya untuk sukses
berbisnis.
Ya, pemuda kelahiran tahun 1991 ini memiliki usaha
kedai kopi yang terletak di daerah Blok S, Kebayoran, Jakarta Selatan.
Kedai kopi dengan nama Stomping Grounds Coffee ini merupakan bukti bahwa
pengidap thalassemia bisa sukses dan tak berbeda dengan orang lain.
"Awalnya
sih cita-cita mau jadi dokter. Karena pas kecil kan sering bolak-balik
rumah sakit dan pengennya ya membantu orang lain yang punya penyakit
kayak saya," ujar Adit memulai obrolan dengan detikHealth, usai temu media di Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Cita-cita
awal menjadi dokter ternyata tak bertahan hingga dewasa. Memasuki masa
kuliah, Adit tertarik untuk berbisnis. Lulusan Binus University ini
mengembangkan minatnya di bidang bisnis dengan membuat kedai kopi.
Hal
ini didasari oleh pengalamannya berinteraksi dengan pasien thalasemia
lain yang beranjak dewasa. Pasien thalassemia sulit mendapat pekerjaan
karena harus izin tiap satu bulan sekali untuk menjalani transfusi
darah.
"Karena kita kan harus izin sebulan sekali untuk transfusi
darah dan itu masih dianggap nggak normal, nggak produktif sama
perusahaan jadinya pengidap thalassemia susah dapat kerja. Daripada
bingung cari kerja mending bisnis saja," tandasnya lagi.
Baca juga: Cegah Thalassemia dengan Skrining Sebelum Menikah
Selain
mengisi hari dengan menjalankan kedai kopi, Adit juga merupakan
co-founder sekaligus Ketua Thalassemia Movement. Thalasemia movement
adalah gerakan anak muda yang perhatian dan peduli terhadap
langkah-langkah upaya pencegahan thalassemia.
Ada alasan khusus
mengapa anak muda yang menjadi target gerakan ini. Dikatakan Adit,
pemahaman dan informasi yang dimiliki anak muda saat ini soal
thalassemia masih sangat rendah. Padahal untuk bisa mencegah
thalassemia, yang dibutuhkan hanyalah kemauan untuk melakukan skrining.
"Salah
satu kampanye kita memang skrining sebelum nikah. Saya sangat terbuka
soal kondisi dan penyakit saya kepada teman-teman saya. Namun dari semua
teman, baru satu yang tergugah untuk melakukan skrining, dan akhirnya
benar ketahuan dia pembawa sifat," papar Adit.
Perjuangan Adit
bersama Thalassemia Movement memang masih panjang. Oleh karena itu, Adit
berpesan bagi anak muda yang peduli dan ingin terlibat langsung dalam
komunitas thalassemia untuk mencari informasi atau langsung bergabung
dengan gerakannya.
Ke depannya, Adit merencanakan kerja sama
antara kedai kopi miliknya dengan Thalassemia Movement untuk memberikan
pelatihan menjadi barista bagi pengidap thalassemia. Dengan begitu,
pengidap thalassemia memiliki skill yang bisa digunakan untuk usaha
maupun bekerja di kedai kopi.
"Jangan patah semangat, jangan
merasa diri kita berbeda dengan orang lain. Kalau kita punya cita-cita
kejar terus jangan putus asa," pesan Adit.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar