Diare adalah salah satu ancaman serius pada anak-anak karena bisa
menyebabkan kematian. Biasanya hal ini terjadi karena kondisi dehidrasi
berat yang dialami oleh anak.
Berkaitan dengan hal tersebut studi
terbaru yang dipublikasi di jurnal The Lancet melihat bahwa kematian
anak akibat diare ini di dunia sudah berkurang sepertiganya sejak tahun
2005. Perbaikan akses terhadap sanitasi, perbaikan gizi, dan vaksin baru
disebut peneliti menjadi faktor yang berkontribusi.
Namun
demikian peneliti mengingatkan bahwa diare tetap menjadi ancaman. Diare
merupakan pembunuh anak-anak terbesar keempat di dunia dengan jumlah
korban bisa mencapai 500 ribu jiwa per tahun.
Sebanyak 42 persen
kasus kematian akibat diare diketahui terjadi di Nigeria dan India.
Penyebabnya adalah bibit penyakit seperti rotavirus dan kolera yang
menginfeksi dari air yang telah terkontaminasi.
"Meskipun ada
beberapa pengurangan kematian yang menjanjikan, dampak buruk dari
penyakit ini tidak dapat diabaikan," kata pemimpin studi Dr Ali Mokdad
dari Institute for Health Metrics and Evaluation, University of
Washington, dikutip dari BBC, Jumat (2/6/2017).
dr Emma
Nurhema, SpA, dokter spesialis anak RSUP Persahabatan mengatakan seorang
anak bisa terkena diare bila malas mencuci tangan. Setelah seharian
beraktivitas tangan yang kotor seorang anak menjadi sarana yang baik
untuk kuman penyakit pindah mengkontaminasi makanan atau minuman.
"Untuk
anak yang sudah mulai sekolah, bisa jadi anak tersebut malas mencuci
tangan sebelum makan. Selain itu bisa juga karena ia sering jajan
sembarangan," kata dr Emma beberapa waktu lalu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar