Diare menjadi salah satu gangguan di bulan Ramadan, apalagi bila terjadi
pada anak-anak yang tengah bersemangat menjalankan puasa. Bagaimana
mengatasinya?
dr Hendra Nurjadin, SpPD-KGEH dari RS Mayapada
Tangerang menjelaskan bahwa puasa sebenarnya tidak berkaitan dengan
diare. Biasanya diare disebabkan oleh makanan atau minuman yang
terkontaminasi oleh bakteri atau virus.
Diare adalah keluarnya
tinja yang berbentuk cair dengan frekuensi yang lebih sering dari
biasanya. Apabila frekuensi buang air besar masih normal, anak dapat
melanjutkan berpuasa hingga berbuka. Namun yang perlu dikhawatirkan
adalah jika frekuensinya sudah di atas normal.
"Kalau sekali sih tidak apa-apa, tapi kalau lebih dari 4 kali lebih baik dibatalkan," tutur dr Roy kepada detikHealth.
Jika
semakin parah, diare dapat menyebabkan dehidrasi, apalagi saat puasa
tidak ada asupan cairan yang masuk ke dalam tubuh. Dehidrasi memiliki
konsekuensi yang fatal dan berpotensi merenggut nyawa seseorang,
terutama jika terjadi pada anak-anak. Karena sistem kekebalan tubuh
anak-anak lebih rentan dari pada orang dewasa.
"Segera beri obat diare," pungkasnya.
Selain
harus diobati, cairan dan ion yang hilang karena diare juga harus
segera diganti. Berikan beberapa teguk air putih atau larutan oralit
dengan dosis yang cukup. Sarankan anak untuk beristirahat agar daya
tahan tubuhnya kembali pulih seperti sedia kala.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar