Sejak usia kandungannya memasuki 28 pekan, atas
arahan dokter, Emily Eekhoff (26) diminta memastikan apakah pergerakan
janinnya baik-baik saja dengan menghitung tendangannya.
Dalam sehari, Emily harus memastikan si janin menendang sedikitnya 10 kali dalam satu jam. Untuk apa ya?
"Ini
mengindikasikan bahwa bayinya hidup dan baik-baik. Bila saya sudah
memastikannya, saya pun bisa tenang," ungkap ibu asal Waukee, Iowa
tersebut.
Namun akhir Mei lalu, Emily tak lagi merasakan 10-15 tendangan seperti biasanya. Ia pun segera menghubungi dokter.
Dari
hasil monitor di rumah sakit, janin Emily menunjukkan detak jantung
yang normal tetapi tidak bergerak sama sekali. Karena itu, janin Emily
terpaksa harus dilahirkan melalui operasi caesar saat usia kandungan
wanita ini baru 33 minggu 5 hari.
Janin Emily berjenis kelamin
perempuan dan kemudian diberi nama Ruby. Ruby rupanya terlahir dengan
tali pusar melilit erat di lehernya. Menurut dokternya, ini adalah
kondisi yang membahayakan nyawa si bayi.
Untunglah Emily rajin
menghitung kebiasaan menendang si janin. Dan meskipun lahir prematur,
Ruby dinyatakan sehat dengan berat mencapai 1,8 kg.
"Saya tidak
merasa melakukan sebuah keajaiban. Saya hanya bersyukur karena dokter
meminta saya melakukannya," tutur Emily seperti dilaporkan Today.
Hal
ini diamini Dr Neil Mandsager dari Mercy Medical Center, Des Moines,
Iowa yang menangani Emily. "Kemungkinan besar si janin bisa lahir mati,
dalam kurun satu, dua atau tiga hari setelah dilahirkan. Tetapi sang ibu
menyelamatkan nyawa bayinya dengan memperhatikan aktivitas janin sejak
dalam kandungan," katanya.
Neil pulalah yang menyarankan agar
Emily mengecek pergerakan janin putrinya sejak usia kandungan Emily
memasuki 28 pekan. "Metodenya memang tidak harus seperti ini, tetapi
yang pasti ini bertujuan agar para ibu mengenali pola pergerakan janin,
apa yang normal dan apa yang tidak," jelasnya.
Metode ini, lanjut
Neil, dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya gangguan atau
komplikasi seperti masalah pada tali pusar dan plasenta. Sebab bila
dibiarkan, risiko bayi lahir mati masih bisa terjadi, bahkan pada
kehamilan yang sehat sekalipun.
"Ketika pergerakan janin berkurang, ada indikasi bayinya bermasalah, dan jika tidak segera diintervensi, ada kemungkinan untuk stillbirth (bayi lahir mati, red)," imbuhnya.
Meski
demikian, Ruby masih harus dirawat intensif di rumah sakit selama 20
hari. Namun begitu diperbolehkan pulang, Emily yakin kondisi putrinya
sudah jauh lebih baik dan siap.
"Senang sekali rasanya mengetahui dia bisa dibawa pulang," tutupnya.(lll/up)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar