Diperkirakan ada 4 juta pasangan di Indonesia yang mengalami masalah
susah punya momongan. Dari sekian banyak, tidak semua membutuhkan
prosedur bayi tabung untuk bisa berketurunan.
"Sebenarnya hanya 5
persen yang butuh bayi tabung," kata dr Yassin Yanuar Mohammad, SpOG
dari RS Pondok Indah, dalam temu media di Jakarta Selatan, baru-baru
ini.
Salah satu alternatif untuk meningkatkan peluang hamil
adalah inseminasi intrauterine. Berbeda dengan bayi tabung atau in vitro
fertilization (IVF) yang mengawinkan sel telur dan sperma di luar
tubuh, inseminasi dilakukan dengan menyuntikkan sperma yang sudah
dipilih langsung ke dalam rahim.
"Prinsipnya memperpendek jarak menuju sel telur," jelas dr Yassin.
Inseminasi
bisa dilakukan untuk masalah ketidaksuburan yang disebabkan oleh
kondisi tertentu seperti endometriosis ringan. Bisa juga dilakukan pada
masalah disfungsi seksual pada pria, seperti gangguan ereksi dan
ejakulasi.
Kondisi khusus yang membutuhkan pencucian sperma juga
bisa diatasi dengan inseminasi. Misalnya pada pengidap HIV (Human
Imunodeficiency Virus), atau infeksi hepatitis kronis.
Soal
peluang kehamilan, inseminasi dikombinasilan dengan terapi folicle
stimulating hormone (FSH) memberikan success rate sebesar 15-18 persen
tiap siklus. Sebagai pembanding, success rate untuk IVF atau bayi tabung
berkisar antara 30-40 persen.
"Namun secara kumilatif, peluang
hamil pada inseminasi intrauterine bisa mencapai 40-50 persen dalam 4-6
siklus," kata dr Yassin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar