Salah satu konsekuensi yang harus dihadapi ketika tinggal di kota besar
adalah suara bising yang ada, baik dari lalu lintas maupun suara mesin
industri.
Namun suara bising itu sendiri tanpa diduga dapat berdampak pada tingkat kesuburan seseorang lho, utamanya pada pria.
Temuan
ini dikemukakan tim peneliti dari Seoul National University dengan
melibatkan 206.492 pria berusia 20-59 tahun. Studi dilakukan dalam kurun
tahun 2006-2013.
Dalam studi ini, peneliti menghitung tingkat
kebisingan beberapa wilayah dan membandingkannya dengan prevalensi
tingkat ketidaksuburan atau kemandulan pria yang tinggal di
wilayah-wilayah tersebut. Di akhir studi, 3.293 partisipan dilaporkan
mengalami kemandulan.
Peneliti kemudian menyimpulkan bahwa
polusi suara di malam hari, dengan tingkat kebisingan minimal 55 desibel
(setara dengan tingkat kebisingan di pinggiran kota besar), dapat
meningkatkan risiko kemandulan pada pria secara signifikan.
Fakta
ini terbukti konsisten sebab peneliti telah mempertimbangkan faktor
risiko kemandulan lainnya seperti BMI (indeks massa tubuh) partisipan
atau kebiasaan merokok mereka.
Namun
kaitannya bukan pada kebisingan itu sendiri, melainkan pada gangguan
pola tidur akibat kebisingan tersebut. Kurang tidur, utamanya kurang
dari enam jam dalam semalam, terbukti menurunkan peluang seorang pria
untuk bisa menghamili pasangannya hingga 43 persen.
Kurang tidur juga dilaporkan mempengaruhi jumlah sperma, mengubah bentuk sperma dan mengurangi kadar hormon testosterone.
"Polusi
suara telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, namun
kemandulan nampaknya menjadi dampak yang tak terduga dari fenomena ini,"
kata peneliti, Jin Young Min seperti dilaporkan The Independent.
Min
menambahkan, bila tren ini berlanjut atau tidak segera ditangani,
generasi di masa depan akan kesulitan untuk menghasilkan keturunan yang
sehat atau bahkan mengalami kesulitan ketika ingin mendapatkan
keturunan.
Apalagi studi sebelumnya menyebut, tiap penambahan
polusi suara dari kemacetan lalu lintas dengan tingkat kebisingan
sebanyak 10 desibel, dapat meningkatkan risiko wanita untuk susah hamil
sebesar 8 persen. Yang dimaksud susah hamil di sini adalah ketika
seorang wanita dilaporkan butuh waktu lebih dari enam bulan untuk bisa
hamil setelah berhubungan.
Menurut peneliti, polusi suara juga
mempengaruhi siklus ovulasi wanita sehingga menjadi tidak beraturan,
yang kemudian mempengaruhi peluang wanita tersebut untuk bisa
mengandung.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar