Apakah yang alami selalu lebih baik dari yang buatan? Kebanyakan orang
berkata 'ya'. Alami selalu dilabeli dengan segala hal yang positif.
Namun,
dokter fetomaternal dari RS Cipto Mangunkusumo, dr M Adya F Dilmy,
SpOG, BMsc mengatakan bahwa hal ini harus dikaji secara bijaksana.
Jangan sampai ada pro kontra dalam hal ini.
"Tentunya ada hal-hal
tertentu yang lebih baik alami. Ada alami yang jelek. Ada buatan yang
jelek. Tapi ya kita pertimbangkan saja gunanya untuk apa," ujarnya saat
acara halal bihalal dan seminar kesehatan di Auditorium Gedung BKKBN,
Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur beberapa waktu
yang lalu.
Tentunya
ibu hamil harus benar-benar mempertimbangkan pilihannya. Tidak semua
hal yang alami itu lebih aman dibandingkan yang buatan.
"Kalau
gunanya karena kurang zat besi dan sangat kurang, mikirnya mending
transfusi darah, itu kan alami ya, atau suplemen zat besi? Kalau
transfusi kan bahayanya bisa infeksi HIV, penularan hepatitis,
ketidakcocokan golongan darah, meninggal dunia. Kalau suplemen zat besi
paling sakit lambung atau muntah," jelas dokter yang disapa dr Dido
tersebut.
Di kesempatan yang sama, dr Ulul Albab SpOG dari Ikatan
Dokter Indonesia (IDI) juga menyampaikan pendapat yang sama. Menurutnya
beberapa bahan yang alami itu juga ditunjang dengan bahan buatan yang
terkadang mengandung kimiawi.
"Bahan baku kita mayoritas 80
persen masih bahan baku sintetik, bukan alami. Contohnya ada produk yang
bahannya jahe, jahe aman untuk ibu hamil. Tapi bada bahan lainnya
nggak? Proses packaging-nya alami nggak? Banyak yang bilang jamu alami,
tapi bahan pendukungnya nggak alami," ujarnya.
Dalam
memilih produk harus selektif disesuaikan dengan kebutuhan, jangan
karena brand yang mendunia namun berdampak negatif bagi tubuh.
Masyarakat juga harus paham mengenai informasi produk-produk yang alami,
apakah didukung dengan bahan buatan atau tidak.
"Pada dasarnya,
hal-hal yang buat pasien nyaman dan sudah dilakukan jauh sebelum dia
hamil, silakan diteruskan. Selama tidak mengganggu kehamilannya, baik
pada ibu juga janinnya," tutup dr Ulul.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar