Mendiang Robin Williams diyakini meninggal karena bunuh diri. Namun
tidak banyak yang tahu, sang aktor mengidap sejenis penyakit pikun yang
langka.
Halusinasi dan berbagai gejala neurologis, termasuk
depresi, yang dialami oleh mendiang Robin merupakan dampak dari sejenis
penyakit pikun yang langka yakni Lewy body dementia. Autopsi pada tahun
2014 telah mengonfirmasi hal ini, namun baru belakangan didiskusikan
secara detail.
"Bukan depresi yang membunuh Robin," kata janda
Robin, Susan Schneider Williams dalam sebuah wawancara dengan majalan
People, seperti dikutip dari Livescience, Rabu (4/11/2015).
"Depresi adalah salah satu, dari katakanlah 50 gejala, dan ini hanya satu bagian kecil," lanjutnya.
Tidak
banyak yang tahu tentang Lewy body dementia. Meski ditandai dengan
gejala yang mirip dengan penyakit pikun Alzheimer, Lewy body dementia
disebabkan oleh pembentukan protein yang berbeda di otak.
Lewy
body dementia ditemukan pada awal 1900-an oleh Frederi Lewy, seorang
ahli neurologi yang bekerja di Alois Alzheimer. Saat ini, diperkirakan
1,4 juta warga Amerika Serikat mengidap penyakit ini. Laki-laki 2 kali
lebih berisiko dibandingkan perempuan.
Kondisi ini disebabkan
oleh pembentukan Lewy Body, yakni sejenis penumpukan protein di otak
yang disebut alpha synuclein. Tidak ada yang tahu pasti mengapa Lewy
Body terakumulasi, tetapi penumpukan ini ditemukan juga pada pasien
Parkinson dan Alzheimer.
Demensia jenis ini menyebabkan
halusinasi visual, gerakan rigid atau kaku dan gangguan gerak seperti
pada Parkinson, gangguan tidur, kegelisahan, gangguan pada kemampuan
untuk memperhatikan, juga berkurangnya daya ingat. Pada kasus William,
penyakit ini turut memperparah depresi.
Menurut National
Institute on Neurological Disorders and Stroke, seseorang yang mengidap
Lewy Body dementia biasanya mampu bertahan hidup 8 tahun sejak
didiagnosis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar