Rutin olahraga tak cuma penting untuk menjaga
kestabilan berat badan. Nyatanya hal ini juga berdampak positif bagi
tingkat kesuburan tubuh Anda.
Menurut pakar kesehatan kesuburan
dari USC Fertility, Los Angeles, Kristin Bendikson, MD, memiliki pola
hidup sehat dengan rutin olahraga benar adanya juga berpengaruh terhadap
tingkat kesuburan.
"Namun demikian, tetap harus diperhatikan
porsinya. Jika berat badan Anda normal, olahraga berlebihan dan terlalu
dipaksakan justru bisa mengganggu kerja hormon. Pada wanita, hal ini
bisa memengaruhi siklus haid," tutur Bendikson, dikutip dari Women's Health Mag.
Baca juga: Nekat Bercinta Saat Haid, Hati-hati Risikonya
Ia
melanjutkan, olahraga yang lebih sering biasanya lebih dibutuhkan pada
mereka yang memiliki berat badan berlebih. Sebab untuk mengembalikan
kestabilan hormon dan meningkatkan tingkat kesuburan, maka langkah awal
yang dianjurkan adalah menurunkan berat badan.
"Tapi jika berat
badan masih berada pada tingkat normal, lalu Anda justru olahraga secara
ekstrem lalu diet rendah kalori, Anda justru berisiko berhenti
berovulasi sama sekali," imbuhnya.
Dengan kata lain, olahraga
juga dapat memengaruhi kesuburan Anda secara positif karena meningkatkan
kesehatan jantung dan paru-paru, bersamaan dengan kesejahteraan
emosional. Demikian disampaikan oleh pakar endokrinologi reproduksi dan
kesuburan Sheeva Talebian, MD.
"Kuncinya
adalah berolahraga cukup dan sesuai kebutuhan. Dengan cara itu, Anda
akan mendapatkan manfaat peningkatan kesuburan namun tetap aktif dan
tidak berlebihan," pesan Talebian.
Mengapa berat badan berkaitan
dengan tingkat kesuburan? Menurut penelitian dari Journal of Turkish
German Gynecological Association, wanita dengan berat badan berlebih
memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami masalah kesuburan. Selain
itu, mereka juga memiliki peningkatan risiko mengalami komplikasi
kehamilan atau bahkan keguguran.
Sebaliknya, berat badan yang
terlalu rendah dan kurang dari normal juga bisa berdampak negatif pada
kesuburan. Kedua kondisi ini diketahui dapat memengaruhi kadar hormon,
yang menyebabkan siklus menstruasi dan ovulasi tidak teratur.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar