Beberapa hari usai perayaan Idul Adha muncul sejumlah laporan hewan
kurban yang terjangkit parasit cacing hati dan kuman tuberkulosis (TB).
Sebagai contoh di Bantul dilaporkan ada 154 hewan yang terinfeksi cacing
hati sementara di Trenggalek ada 17 hewan terinfeksi TB.
Cacing
hati dan TB keduanya adalah penyakit yang diketahui bisa diderita
manusia. Lalu apakah daging dari hewan yang terinfeksi tersebut aman
untuk dikonsumsi atau berbahaya?
Menurut
Sekda DIY, Gatot Saptadi, daging sapi yang ditemukan terkena cacing
hati didaerahnya tetap aman untuk dikonsumsi. Hal tersebut diutarakan
atas rekomendasi petugas pusat kesehatan hewan (Puskeswan) yang menyebut
hati dari hewan yang terinfeksi cukup dikubur saja.
"Meskipun dalam pemeriksaan Post mortem ditemukan cacing hati, dagingnya tidak membahayakan untuk dikonsumsi," kata Gatot.
Cacing jenis fasciola sp yang teridentifikasi pada hewan di Bantul disebut jarang bermigrasi ke daging.
Sementara
itu untuk bakteri tuberkulosisnya spesialis dr Frans Abednego Barus,
SpP, mengatakan bahwa TB pada sapi berbeda dengan TB pada manusia. Pada
sapi bakteri penyebab penyakit adalah jenis Mycobacterium bovis
sedangkan pada manusia jenisnya adalah Mycobacterium tuberculosis.
"Aman
itu... tidak bisa saling infeksi. Mungkin saja kena tapi tidak
menimbulkan TB paru," ujar dr Frans kepada detikHealth dan ditulis
Minggu (3/9/2017).
Dokter dari Persatuan Dokter Paru Indonesia
(PDPI) ini menambahkan warga cukup masak daging kurban dengan matang
saja maka bakteri akan mati.
"Tetap masak dengan keadaan well done (matang penuh -red) akan membunuh kuman," pungkasnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar