Irlandia, Apa yang akan Anda lakukan jika bertemu
dengan seorang pengidap demensia yang tersesat? Seorang supir bus di
Irlandia rela trayeknya terlambat demi menjaga lansia pengidap demensia
dijemput oleh keluarganya.
Fiona Carolan kaget bukan main saat
menerima telepon dari nomor yang tak dikenalnya. Sang penelepon yang
mengaku bernama Gabor mengatakan saat ini ia sedang bersama ayah Fiona.
"Ayahku
berasal dari bagian utara kota Cork, dan ia mengidap demensia. Tentunya
ia merasa sedih dan kesal berada di tempat asing yang tidak ia ketahui
dan jauh dari rumah," tutur Fiona dikutip dari laman Facebooknya.
Sesampainya
di sana, Fiona mengaku terharu setelah mengetahui bahwa Gabor yang
menjaga ayahnya adalah seorang supir bus. Gabor rela harus terlambat
mengikuti jadwal trayek busnya demi menjaga ayah Fiona yang saat itu
sedang kebingungan.
Rasa terima kasih Fiona pun ia sampaikan ke
laman Facebook Bus Eireann, tempat Gabor bekerja. Menurutnya, apa yang
dilakukan Gabor patut diapresiasi karena tidak semua orang mau
melakukannya.
"Aku ingin berterima kasih pada Gabor, pengemudi bus Eireann rute 220 yang telah sabar menunggui ayahku," ungkapnya lagi.
Dikatakan
Gabor, ia mengetahui ada yang salah dengan lansia ini setelah
mendengarnya bicara tak jelas. Beruntung, ayah Fiona memiliki identitas
yang berisikan nama dan kontak Fiona yang bisa dihubungi.
Postingan
Fiona sudah dibagikan lebih dari 3.400 kali dan dikomentari oleh hampir
2.000 orang. Banyak respons positif datang dari netizen. Sebagian besar
mengaku terharu dan bangga masih ada orang yang memiliki empati besar
dan mau menunggui pasien demensia, meskipun ia orang asing.
Demensia
sendiri adalah kondisi ketidakmampuan seseorang untuk mengenali keadaan
sekelilingnya akibat penurunan fungsi otak. Lazim disebut penyakit
pikun, demensia dapat membuat seseorang lupa terhadap lingkungannya,
keluarga, hingga dirinya sendiri.
Demensia juga ditandasi dengan
adanya perubahan kepribadian dan emosi yang naik turun. Penelitian
menyebut demensia memiliki kaitan erat dengan penyakit Alzheimer.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar