“ Bayi anda terindikasi menderita penyakit Jantung bawaan kritis “ kata Dokter, orang tua mana yang tidak syok mendengar vonis dokter. Padahal sudah berbulan-bulan menunggu kelahiran si buah hati. Sebagai orang tua tentu saja menjadi bingung harus berbuat apa, dengan mengenali gejala-nya berarti sudah memperkecil peluang kematian bayi anda.
Kejadian Penyakit Jantung Bawaan –
Kritis sebenarnya tidak ada data yang pasti tetapi dilaporkan antara 1
dari 100 bayi yang lahir menderita PJB atau jika diasumsikan ada 5 juta
bayi per tahun maka 50 ribu bayi menderita PJB. Sekitar sepertiga di
antaranya menunjukan gejala yang berfariasi mulai teringan sampai level
berat yang bisa menyebabkan kekritisan pada awal minggu pertama bayi
mengirup kehidupan. Nah bila di awal kelahiran bayi tidak terdeteksi dan
tidak tertangani dengan baik biasanya 50% kasus ini terjadi kematian.
Padahal saat ini fasilitas diagnosis
sudah cukup baik hanya saja masih kurang dan hanya tersedia di rumah
sakit di kota besar. Belum meratanya fasilitas dan tenaga ahli khususnya
ahli jantung anak sehingga banyak masyarakat yang belum tertangani.
Apalagi banyak ketidaktahuan pasien menambah daftar kematian bayi.
Masalah lain yang cukup membuat orang
tua merasa terbebani adalah harga obat yang masih cukup mahal, lihat
saja harga 1 ampul setara 1 cc/ml harganya berkisar 8-9 juta untuk bayi
yang kecil bisa cukup untuk satu bulan, sementara untuk bayi yang agak
besar untuk 3 minggu. Karena keterbatasan ini banyak orang tua yang
putus asa sehingga cenderung membiarkan anak-nya tidak tertangani dan
akhirnya meninggal. Lihat saja di Indonesia ada sekitar 50 ribu kasus
PJB per tahun yang berhasil dioperasi hanya sekitar 3 ribu per tahun
yang tertangani sisanya tidak terdeteksi.
Khusus RSCM setiap tahun sekitar 500 –
600 operasi sehingga baru sedikit saja yang tertangani oleh tenaga
kesehatan. PJB- Kritis terjadi biasanya dokter atau bidan yang membantu
proses persalinan dan yang merawat salah mengenali. Misalnya kalau ada
anak yang berat-nya tidak naik-naik dan hasil rontgen paru-parunya agak
putih karena ada aliran darah ke jantung sehingga menyebabkan bengkak
ini bukan flek paru maka segera lakukan pemeriksaan nafas bayi.
Besarnya biaya pengobatan anak memang
cukup mahal, melihat biaya operasi yang berkisar puluhan juta rupiah
mulai 20 juta hingga ratusan juta rupiah ( tergantung jenis Penyakit
Jantungnya ) membuat dahi berkerut apalagi bagi mereka yang memiliki
keterbatasan ekonomi. Tapi orang tua tidak perlu khawatir, panik dan
stres memikirkan biaya pengobatan apalagi saat ini alatnya sudah cukup
maju dan keberhasilan-nya cukup tinggi. Anak tetap harus di bawa
berobat. jangan sudah diketahui terjadinya kebocoran jantung maka anak
di bawa ke pengobatan alternatif. Karena PJB ada masa emas ( gold
periode ) yaitu umur 0 tahun hingga 5 tahun. Setelah masa itu sudah
sulit dilakukan operasi atau tindakan.
Ada beberapa rumah sakit rujukan seperti
R.S. Jantung Harapan Kita atau alternatif lain Pelayanan Jantung
Terpadu RSCM. Memang di beberapa rumah sakit daerah sudah ada tapi belum
smpai pada level operasi jantung yang cukup sulit Khusus di Pelayanan
Jantung Terpadu RSCM berlaku surat jaminan seperti Jamksesnas, jamkesda
dan Askes dengan jaminan ini pasien yang tidak mampu bisa membayar
sesuai dengan kemampuan-nya sisanya di bayar oleh pemerintah. Bahkan
orang miskin bisa berobat dan operasi gratis.
PJB Kritis
Apakah bayi saat lahir keadaan-nya
baik-baik saja seperti menangis, skor avgar-nya cukup bagus seperti
layaknya bayi normal tapi beberapa jam kemudian bayi anda menampakan
ciri-ciri jari tangan, sekitar bibir, gusi dan bawah lidah berwarna
biru, waspadailah dan segera konsultasikan kepada Dokter dan segera
memeriksakan buah hati anda sesegera mungkin. Karena peluang bayi anda
mengalami penyakit jantung bawaan kritis cukup besar.
PJB – Kritis biasanya terjadi pada bayi
yang baru lahir apalagi terjadi kelainan jantung yang dapat mengancam
jiwa sehingga menyebabkan kematian pada bayi sebelum usia 1 tahun bila
tidak segera di kenali dan dilakukan tindakan dengan tepat.
Penyakit Jantung Bawaan Kritis pada bayi
baru lahir menurut Dr. Piprim B. Yanuarso Sp.A adalah suatu penyakit
jantung bawaan yang biasanya terjadi pada usia beberapa jam sampai
beberapa hari setelah lahir yang memerlukan tindakan intervensi segera
baik berupa pemberian obat-obatan atau tindakan intervensi berupa
pemasangan ballon, pen atau operasi yang sifatnya menyelamatkan nyawa.
Jika hal ini tidak dilakukan maka akan berakibat fatal atau kematian
pada bayi tersebut.
Terjadinya kondisi yang buruk pada PJB
dengan sirkulasi yang tergantung pada Ductus Arteriosus yaitu dimana
duktus menutup secara spontan pada awal kehamilan. Sekedar informasi
duktus arteriosus adalah suatu pembuluh darah yang menghubungkan aorta (
pembuluh arteri besar yang mengangkut darah ke seluruh tubuh) dengan
arteri pulmonalis (arteri yang membawa darah ke paru-paru), yang
merupakan bagian dari peredaran darah yang normal pada janin.
Duktus arteriosus memungkinkan darah
untuk tidak melewati paru-paru. Pada janin, fungsi ini penting karena
janin tidak menghirup udara sehingga darah janin tidak perlu beredar
melewati paru-paru agar mengandung banyak oksigen. Janin menerima
oksigen dan zat makanan dari plasenta (ari-ari).
Tetapi pada saat lahir, ketika bayi
mulai bernafas, duktus arteriosus akan menutup karena darah harus
mengalir ke paru-paru agar mengandung banyak oksigen. Pada 95% bayi baru
lahir, penutupan duktus terjadi dalam waktu 48-72 jam. Ada tiga
kelompok PJB Kritis yaitu:
-
Kelompok Sirkulasi paru tergantung duktus
Kelompok bayi yang hidupnya tergantung
pada satu saluran yang disebut Ductus arteriosus. Kelompok ini termasuk
abnormalitas dimana sirkulasi paru tergantung pada pirau kiri ke kanan
melalui duktus Maka hidupnya tetap berlangsung tergantung ductus
arteriosus agar tetap terbuka untuk mempertahankan aliran darah
ke-paru-paru. Akibatnya kekurangan darah ke paru-paru mak tidak ada
darah yang dibersihkan di paru-paru sehingga jantung-pun tidak menerima
darah kembali lama-lama bisa meninggal.
Gejalanya badan biru, nafas menjadi
sesak jika terus di biarkan akhirnya meninggal karena kekurangan darah
di paru-paru. Jenis ini misalnya atresia pulmonal, dimana duktus
menyuplai sirkulasi paru.
Defek lain dengan fisiologi yang mirip
antara lain Stenosis Pulmonal kritikal, beberapa kasus Tetralogy of
Fallot, Atresia Trikuspid dan anomali Ebstein. Pada neonatus tertentu
dengan kelainan tersebut terdapat jalur alternativ untuk mempertahankan
sirkulasi paru Segera di berikan obat untuk membuka Ductus Arteriosus
agar saluran tadi tetap terbuka agar bayi tetap hidup karena ada
sumbatan total pada saluran darah atau pembuluh darah ke paru-paru atau
arteri pulmonal.
-
Kelompok Sirkulasi sistemik tergantung duktus
Apabila bayi ( ductus arteriosus ) sudah
terbuka; untuk mempertahankan aliran darah ke seluruh tubuh. Pada
kelompok ini darah yang mengalir ke bilik dan serambi kurang sehingga
anak akan terlihat syok, tidak ada kencing akibatnya wajah kelihatan
jelek. Pada kelompok ini misalnya atresia aorta.
Kelompok kelainan ini sebagian atau
seluruh aliran darah kesirkulasi sistemik tergantung pada pirau kanan ke
kiri melalui duktus. Pada masa neonatus keadaan ini dimungkinkan karena
tekanan di pulmonal masih tinggi seperti tekanan di sistemik dan
ventrikel kanan sudah beradaptasi dengan baik untuk mendukung sirkulasi
sistemik yang sudah terjadi sejak masa fetus.
Neonatus dengan sindrom koarktasio tidak
dapat mempertahankan perfusi yang cukup pada bagian bawah tubuh setelah
duktus menutup, demikian pula pada neonatus dengan interupsi arkus
aorta. Seluruh sirkulasi sistemik terganggu begitui duktus menutup pada
stenosis aorta berat atau atresia aorta, khususnya pada “hypoplastic
left heart syndrome”, dimana ventrikel kiri, katup mitral dan aorta
sangat hipoplastik dan tidak dapat mendukung sirkulasi sistemik.
-
Kelompok Mixing tergantung duktus
Bayi yang mengalami percampuran darah
kaya oksigen dan miskin oksigen, kasus ini masuk kategori PJB biru atau
sianotik. Misalnya Transposisi Arteri Besar (Transposition of the Great
Arteries/TGA), yaitu tertukarnya pembuluh darah besar yang keluar dari
jantung. Pembuluh darah paru yang seharusnya berada di posisi bilik
kanan jantung ternyata muncul dari bilik kiri, sedangkan pembuluh aorta
yang mestinya dari bilik kiri ternyata keluar dari bilik kanan. Dapat
diartikan fungsinya terbalik sehingga darah yang kurang oksigen yang
seharusnya ke paru-paru justru langsung di edarkan kembali keseluruh
tubuh begitu sebaliknya ketika darah yang sudah mendapatkan oksigen dari
paru-paru yang seharunya di edarkan ke seluruh tubuh, malah kembali
lagi ke-paru.
Ini masing-masing terjadi sirkulasi yang
sifatnya paralel atau tidak ada hubungan-nya sama sekali Kelainan ini
menyebabkan konsekuensi klinis yang berat karena darah yang mengalir ke
seluruh tubuh memiliki kadar oksigen yang rendah. Pada kasus ini harus
di lakukan Ballon (Ballon atrial septostomy) yang bertujuan untuk
membuka atau merobek sekat antara bilik dan serambi agar terjadi
percampuran darah yang baik.
Penanganan Dini PJB Kritis
Setelah melahirkan bayi di sarankan para
orang tua dibantu dengan dokter atau bidan melakukan pemeriksaan
terhadap bayi tersebut. Ketika bayi beberapa menit setelah lahir
berwarna biru patut di curigai. Segera berikan oksigen murni dalam
tekanan yang tinggi kemudian di lihat apakah birunnya hilang atau tidak.
Jika birunya hilang kemungkinan besar bukan penyakit jantung bawaan.
Mungkin kelainan paru tetapi jika bayinya tetap biru kemungkinan besar
PJB yang kritis. Ketika ada kecurigaan yang perlu di lihat adalah PJB
Biru atau tidak biru. Gejalanya Biru terjadi di sekitar gusi, laktosa
mulut di bawah lidah gusi bukan di sekitar mulut.
Sementara PJB tidak biru biasanya bayi
mengalami gangguan pada saat menyusu pada ibunya dimana pada saat
menyusu sering kali terhenti karena bayi mengalami sesak nafas dimana
bayi tidak kuat menyedot puting susu ibunya karena jantungnya bermasalah
bahkan berat badanya tidak naik cukup bagus atau gagal tumbuh karena
mengalami gizi kurang.
Jika ada kecurigaan segera di bawa ke
ahli jantung anak jangan di bawa ke tim medis, tapi ia harus segera
merujuk ke- Rumah Sakit jangan sekali-kali dokter mengatakan anak ibu
tidak kenapa-kenapa tanpa melakukan pemeriksaan. Masingmasing kasus
penyakit jantung memiliki startegi pengobatan yang berbeda-beda. Ada
yang di biarkan dulu dengan memberikan obat dengan sendirinya akan
menutup sendiri atau ada yang harus segera di operasi.
Penanganan awal pada setiap kasus sangat
berperan dalam mencegah memburuknya kondisi kesehatan hingga
menyebabkan kematian.Bila kondisi memungkinkan langsung dirujuk ke pusat
pelayanan jantung yang terjangkau. Biasanya dilakukan pemeriksaan
ekokardiografy apakah ada kelainan atau tidak pada jantung bayi anda ”
Ikhtiar saja bagaimana anak yang sakit bisa di obati secara maksimal
karena sebagian besar penyakit jantung bawaan saat ini bisa di obati
dengan obat, operasi atau tanpa operasi seperti pemasangan ballon dan
pemasangan ring pada duktus arteriosus.
Jika ada jantung anak yang bocor, maka
akan kita tutup dengan alat lewat kateter ( lubang sekat antara bilik
atau serambi ” ujar Dr. Piprim B. Yanuarso Sp.A. Tapi selain itu yang
terpenting adalah bersabar, berusaha dan berserah diri kepada Sang
Pencipta, bukankah sebagai orang yang beragama tidak boleh putus asa
apalagi menyesali nasib.
Ada beberapa tindakan yang dilakukan ketika bayi kita di diagnosa menderita salah satu jenis PJB-kritis seperti :
-
Terapi medik
Misalnya pada kasus PJB kritis yang
bergantung kepada terbukanya duktus (ductus dependent systemic
circulation atau ductus dependent pulmonary circulation), maka
meneruskan pemberian prostaglandin E1 dengan dosis minimal.
-
Intervensi non bedah
Pemasangan balon dapat memperbaiki
hipoksemia secara dramatis khususnya pada transposisi pembuluh darah
besar dengan percampuran darah sistemik dan pulmonal yang tidak
adekuat.
-
Tindakan bedah
Dapat berupa bedah paliatif dimana
tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke paru seperti
tindakan mengikat arteri pulmonalis untuk mengurang aliran darah ke
paru, dan bedah de nitif untuk menjamin siologi yang normal dengan
melakukan koreksi anatomik.
0 komentar:
Posting Komentar