- Chemical Peel. Perawatan ini dapat membantu menghilangkan kerutan dan bekas luka pada kulit. Chemical peel
menggunakan bahan kimia sebagai bagian dari proses pengelupasan lapisan
atas kulit atau lapisan kulit mati. Sehingga kulit yang nantinya akan
kembali tumbuh adalah kulit yang lebih muda dan lebih halus. Beberapa
bahan kimia yang digunakan pada proses ini disesuaikan dengan kedalaman
lapisan kulit yang ingin dicapai. Perawatan ini sendiri dapat
dikombinasikan dengan perawatan lain.
- Dermabrasion. Perawatan ini sama halnya dengan chemical peel
yang bertujuan mengangkat sel kulit mati, hanya prosedurnya saja yang
berbeda. Perawatan ini menggunakan alat khusus seperti sikat kawat atau
roda berujung intan yang akan berputar pada wajah pasien. Anda dapat
menggunakan dermabrasion jika ingin menghilangkan bekas luka,
bekas jerawat, serta garis di wajah. Proses ini membutuhkan anestesi.
Anda akan diberikan anestesi umum atau hanya obat penenang, tergantung
kepada luasnya kulit yang diberi perawatan.
- Botox. Botox merupakan perawatan yang menggunakan cairan toksin botulinum
yang kemudian dimasukkan ke bagian tubuh yang diinginkan. Cairan ini
dimasukkan dengan tujuan melumpuhkan otot-otot yang aktif, sehingga
dapat mengurangi kerutan di wajah.
- Fillers. Perawatan
ini dilakukan dengan menyuntikkan cairan mengandung zat tertentu ke
kulit yang berkerut. Cairan ini akan mengisi lapisan bawah kulit,
sehingga permukaan kulit naik dan kerutan di wajah dapat terlihat lebih
halus. Perawatan ini bersifat sementara dengan lama ketahanan 4 bulan
sampai 1 tahun. Hal ini tergantung kepada jenis cairan filler yang digunakan dan jenis kerutan di wajah pasien.
- Laser resurfacing. Perawatan
ini bertujuan menghaluskan kulit yang memiliki banyak bekas luka atau
bekas jerawat, mengurangi garis halus pada wajah, dan mengencangkan
kulit wajah. Perawatan ini memiliki dua cara. Proses laser yang tidak
melukai (nonablatif) bertujuan mengencangkan kulit dengan
memicu pertumbuhan kolagen pada wajah dan proses laser ablatif berguna
untuk mengangkat lapisan paling atas kulit.
Efek Samping
Menjalani
perawatan kecantikan bukan berarti tanpa efek samping atau risiko
tertentu. Berikut ini adalah efek samping yang mungkin saja muncul
setelah Anda mendapatkan perawatan dari dokter kecantikan Anda.
- Chemical Peel.
Sebelum Anda melakukan perawatan ini, ada baiknya untuk
mengonsultasikan kondisi kesehatan dengan dokter kecantikan karena
perawatan ini tidak dapat dilakukan jika Anda memiliki kutil pada wajah,
mengalami pertumbuhan jaringan parut yang berlebihan, memiliki kulit
yang berbintik, pigmentasi kulit yang tidak normal, kulit wajah gelap, atau herpes simplex.
Efek samping yang mungkin muncul setelah melakukan perawatan ini adalah
perubahan warna kulit menjadi lebih gelap. Selain itu, wajah juga akan
menjadi kemerahan yang pada nantinya akan hilang setelah beberapa bulan.
Chemical peel dapat memicu infeksi jamur dan bakteri.
Kerusakan pada ginjal, jantung, dan hati dapat diakibatkan oleh asam
karbolat yang digunakan untuk chemical peel lapisan dalam kulit. Ini
karena zat tersebut dapat menyebar ke sekitarnya ketika dioleskan di
permukaan kulit.
- Dermabrasion. Perawatan
ini juga memerlukan konsultasi terlebih dahulu karena seseorang dengan
kondisi tertentu tidak dapat melakukan perawatan ini. Seperti
orang-orang dengan herpes simplex, keloid,
jerawat, atau memiliki luka bakar. Efek samping dari perawatan ini bisa
berupa kemunculan jerawat. Anda juga dapat mengalami perubahan pada
warna kulit, pori-pori membesar, alergi, dan kadang-kadang bisa juga
terinfeksi bakteri, jamur, dan virus.
- Botox. Botox mengandung toksin botulinum
yang jika dilakukan di tempat yang salah, dapat menyebar dan
membahayakan diri Anda. Oleh karena itu, pastikan dokter kecantikan yang
Anda pilih memiliki cukup banyak pengalaman dalam menangani penyuntikan
botox.
Efek samping yang mungkin muncul setelah menjalani suntik
botox adalah memar, bengkak, atau mengalami gejala seperti flu. Jika
Anda mengalami gangguan penglihatan, sulit menelan, sulit berbicara,
sulit bernapas, sulit menahan buang air kecil, dan otot Anda terasa
lemas, sebaiknya Anda segera menghubungi dokter Anda. Cairan botox yang
menyebar juga bisa mengakibatkan mata kering, kelopak mata turun, dan
senyum miring.
- Fillers. Perawatan ini
memiliki beberapa efek samping, seperti kemungkinan timbulnya benjolan
kecil di bawah kulit, alergi, atau perubahan warna kulit.
- Laser. Jika
Anda sedang hamil atau sedang menyusui, tidak disarankan melakukan
perawatan ini. Begitu pula dengan penderita diabetes, keloids, pernah
menjalani terapi radiasi, atau pernah mengonsumsi obat jerawat
isotretinoin.
Efek samping yang mungkin timbul jika Anda melakukan
laser ablatif adalah kemunculan jerawat, infeksi, jaringan parut, wajah
kemerahan, gatal, bengkak, perubahan warna kulit, atau ektropion
(kelopak mata yang terlipat sehingga lapisan dalam terpapar). Sedangkan
pada proses laser nonablatif, efek sampingnya adalah perubahan warna
kulit, bengkak, kemerahan, infeksi, luka, dan melepuh.
0 komentar:
Posting Komentar