Demensia atau penyakit penurunan kemampuan kognitif sehingga
penderitanya kerap kesulitan mengingat umumnya terjadi pada orang lanjut
usia di atas 65 tahun. Demensia terjadi karena kerusakan bagian-bagian
otak yang berhubungan dengan fungsi mengingat. Namun demensia juga bisa
terjadi lebih dini karena faktor-faktor tertentu.
Adalah para
peneliti asal Swedia yang mengidentifikasi sembilan faktor risiko yang
berhubungan dengan demensia dini. Mereka mengatakan, faktor-faktor
tersebut bahkan kebanyakan bisa terjadi di usia remaja. Meskipun
beberapa di antaranya bisa dicegah atau diobati.
Ketua peneliti
studi Peter Nordstrom dari departemen pengobatan komunitas dan
rehabilitasi di Umea University mengatakan, alkohol merupakan faktor
terpenting yang ditemukan dalam studi ini. Sementara itu, faktor
keturunan merupakan faktor yang paling kecil mempengaruhi demensia dini.
Studi
yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Internal Medicine ini menemukan
sembilan faktor pemicu demensia dini yaitu: keracunan alkohol, stroke,
penggunaan obat-obat antipsikotik, depresi, kecanduan narkoba, memiliki
ayah dengan demensia, fungsi mental yang kurang baik, bertubuh pendek,
dan memiliki tekanan darah tinggi.
Secara keseluruhan,
faktor-faktor tersebut mempengaruhi 68 persen kasus demensia dini. Dan
pria yang memiliki paling tidak dua faktor risiko, 20 persen lebih
mungkin mengalami demensia.
Studi tersebut mengumpulkan data
dari pria yang terdaftar sebagai militer di Swedia dari tahun 1969
hingga 1979. Mereka rata-rata berusia 18 tahun saat itu, selanjutnya
mereka diikuti selama sekitar 37 tahun. Para peneliti menemukan, 487
orang di antara responden mengalami demensia dini di usia rata-rata 54
tahun.
"Faktor yang teridentifikasi kebanyakan bisa dimodifikasi
dan dilacak sejak remaja, sehingga sangat bisa dicegah," ujar Nordstrom.
Asisten
profesor kedokteran di University of Michigan yang terlibat dalam
editorial jurnal Dr Deborah Levine mengatakan, demensia dini merupakan
keadaan yang menyulitkan untuk penderitanya sekaligus keluarganya.
Sehingga studi ini memprioritaskan pada cara pencegahannya.
Studi
tersebut mengatakan, demensia diperkirakan terjadi pada 35 juta orang
di seluruh dunia dan akan mengalami peningkatan tajam di tahun 2050.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar