EPIDEMIOLOGI DEMAM REUMATIK DAN
JANTUNG REUMATIK
2.2.1
Epidemiologi jantung rematik
Demam rematik (demam reumatik) masih sering didapati pada anak di negara
berkembang dan sering mengenai anak usia antara 5 – 15 tahun. Pada tahun 1944
diperkirakan diseluruh dunia terdapat 12 juta penderita demam reumatik dan
penyakit jantung reumatik dan sekitar 3 juta mengalami gagal jantung dan
memerlukan rawat inap berulang di rumah sakit. Prevalensinya dinegara sedang
berkembang berkisar antara 7,9 sampai 12,6 per 1000 anak sekolah dan relatif
stabil.
Data terakhir mengenai prevalensi demam rematik di Indonesia untuk tahun
1981 – 1990 didapati 0,3-0,8 diantara 1000 anak sekolah dan jauh lebih rendah
dibanding negara berkembang lainnya 5,13. Statistik rumah sakit di negara
sedang berkembang menunjukkan sekitar 10 – 35 persen dari penderita penyakit jantung
yang masuk kerumah sakit adalah penderita demam reumatik dan penyakit jantung
reumatik. Data yang berasal dari negara berkembang memperlihatkan mortalitas
karena demam reumatik dan penyakit jantung reumatik masih merupakan problem dan
kematian karena demam reumatik akut terdapat pada anak dan dewasa muda. Di
negara maju insiden demam reumatik dan prevalensi penyakit jantung reumatik
sudah jauh berkurang dan bahkan sudah tidak dijumpai lagi, tetapi akhir-akhir
ini dilaporkan memperlihatkan peningkatan dibeberapa negara maju 13. Dilaporkan
dibeberapa tempat di Amerika Serikat pada pertengahan dan akhir tahun 1980an
telah terjadi peningkatan insidens demam reumatik, demikian juga pada populasi
aborigin di Australia dan New Zealand dilaporkan peningkatan penyakit ini.
Tidak semua penderita infeksi saluran nafas yang disebabkan infeksi
Streptokokus β hemolitik grup A menderita demam reumatik. Sekitar 3 persen dari
penderita infeksi saluran nafas atas terhadap Streptokokus β hemolitik grup A
di barak militer pada masa epidemi yang menderita demam reumatik dan hanya 0,4
persen didapati pada anak yang tidak diobati setelah epidemi infeksi
Streptokokus β hemolitik grup A pada populasi masyarakat sipil. Dalam laporan
WHO Expert consultation Geneva, 29 October–1 November 2001 yang diterbitkan
tahun 2004 angka mortalitas untuk penyakit jantung reumatik 0,5 per 100.000
penduduk di negara maju hingga 8,2 per 100.000 penduduk dinegara berkembang dan
didaerah Asia Tenggara diperkirakan 7,6 per Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik Permasalahan Indonesia 100.000.
Diperkirakan sekitar 2000 – 332.000 yang meninggal diseluruh dunia karena
penyakit tersebut. Angka disabilitas pertahun (The disability-adjusted life
years (DALYs)1 lost) akibat penyakit jantung reumatik diperkirakan sekitar
27,4 per 100.000 dinegara maju hingga 173,4 per 100.000 dinegara berkembang
yang secara ekonomis sangat merugikan.
2.2.2
Epidemiologi Deman Rematik
Meskipun
individu individu segala umur dapat diserang oleh Dr akut, tetapi DR ini banyak
terdapat pada anak anak dan oaring usia ( 1-15 tahun) (Rosenthal,1968). Ada dua
keadaan terpenting dari segi epidemiologic pada DR akut ini yaitu kemiskinan
dan kepadatan penduduk.
Tetapi
pada saat wabah DR tahun 1980 di amerika pasien pasien anak yang terserang juga
pada pada kelompok ekonomi menengah dan
atas. Setelah perang dunia ke dua dilaporkan bahwa di amerika dan eropa insiden DR menuruna, tetapi DR masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat di Negara Negara berkembang.
Pada
penelitian di bawah ini terlihat insiden DR dan PJR di eropa dan amerika
menurun sedangkan di Negara tropis dan
sub tropis masih terlihat peningkatan yang agresip, seperti kegawatan karditis
dan payah jantung yang meningkat.
Majed melaporkan insiden DR di beberapa
Negara ternyata insiden yang tinggi dari karditis adalah anak muda dan
teerjadinya kelainan katup jantung adalah sebagai akibat kekurangan kemampuan
untuk melakukan pencegahan sekunder DR dan PJR. Taranta A DAN Markowictz M,
1998 melaporkan bahwa DR adalah peneyebab utama terjadinya penyakit jantung
untukn usia 5-30 tahun. DR dan PJR adalah penyebab utama kematian penyakit
jantung untuk usia dibawah 45
tahun, juga dilaporkan 25-40% penyakit
jantung disebabkan oleh PJR untuk semua umur.
2.3 ETIOLOGI
DEMAM REUMATIK DAN JANTUNG REUMATIK
Streptococcus
Beta Hemolyticus Group A merupakan agen pencetus yang menyebabkan terjadinya
demam reumatik akut,walaupun mekanisme patogenetik yang tetap tidak
terjelaskan.tidak semua serotip Streptococcus Beta Hemolyticsus Group A dapat menimbulkan demam reumatik.Bila
beberapa strain (missal,M tipe 4) ada pada populasi yang amat rentan
reumatik,tidak terjadi reumatik ulang.sebaliknya serotip lain yang lazim pada
populasi yang sama menyebabkan angka serangan berulang 20-50% dari mereka yang
dengan faringitis.konsep Reumatogenesitas lebih lanjut didukung oleh penelitian
yang member kesan bahwa serotip-serotip Streptococcus Beta Hemolyticus Group A
yang sering dihubungkan dengan infeksi kulit,biasanya serotip yang lebih
tinggi,sering diisolasi dari saluran pernapasan atas tetapi jarang menyebabkan
kumat demam reumatik pada individu yang sebelumnya dengan riwayat demam
reumatik.selanjutnya,serotip tertentu Streptococcus
Beta Hemolyticus Group A (Misal : M tipe 1,3,5,6,18,24) lebih sering diisolasi
dari penderita dengan demam reumatik akut daripada serotip
lain.namun,karena serotip tidak
diketahui pada saat diagnosis klinis faringitis streptokokus,klinis harus
menganggap bahwa semua streptokokus group A mempunyai kemampuan menyebabkan demam
Reumatik dan karenanya dari semua episode faringitis streptokokus harus
diobati
0 komentar:
Posting Komentar