Infeksi Gigi Dapat Menyebabkan Sinusitis
Doktersehat.com
– Sinusitis adalah istilah kedokteran untuk infeksi sinus, yaitu rongga
yang berisi udara yang letaknya dalam rongga kepala di sekitar hidung.
Setiap sinus tersebut berhubungan dengan hidung untuk pertukaran udara
dan sekresi (ingus). Menurut dr. Dendy Hamdali, SpTHT hidung dan sinus
dilapisi selaput lendir yang berhubungan satu sama lain. Infeksi atau
peradangan sinus umumnya terjadi sebagai kelanjutan infeksi hidung.
Setiap kondisi dalam hidung yang menghambat aliran keluar cairan hidung
cenderung menyebabkan infeksi dari sinus. Seperti adanya infeksi virus,
bakteri atau benda asing penyebab alergi dapat menimbulkan pembengkakan
selaput lendir hidung dan hal yang sama juga terjadi pada sinus sehingga
menutup hubungan antara sinus dan hidung. Di sekitar rongga hidung
terdapat empat sinus yaitu sinus maksilaris (terletak di pipi), sinus
etmoidalis (kedua mata), sinus frontalis (terletak di dahi) dan sinus
sfenoidalis (terletak di belakang dahi).
Sinusitis bisa terjadi pada
masing-masing sinus tersebut tetapi yang paling sering terkena adalah
sinus maksilaris. Dr. Dendy juga menjelaskan bahwa, hal ini disebabkan
sinus maksila adalah sinus yang terbesar dan dasarnya mempunyai hubungan
dengan dasar akar gigi, sehingga dapat berasal dari infeksi gigi.
Sinusitis maksilaris lebih disebabkan oleh masalah gigi atau disebut
dengan sinusitis dentogen. Ini merupakan peradangan pada sinus
maksilaris yang berasal dari infeksi gigi. Penyebabnya karena ada gigi
ganggren (rusak/luka) pada sisi yang sama dengan sinus. Sedangkan
menurut drg. Roberto Simandjuntak, MS, SpBM perjalanan sinusitis
dentogen ini dimulai dari kerusakan gigi akibat gigi yang tidak dirawat
dengan baik sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi. Infeksi yang
tidak ditangani menyebabkan penyebaran infeksi, dan sinus maksilaris
merupakan salah satu tempat penyebaran karena letaknya sedikit di atas
gigi. Bila tak ditemukan penyebab keluhan sinusitis saat pasien yang
datang ke dokter THT, maka dokter THT akan merujuk pasien ke dokter
gigi. Sebaliknya bila pasien datang dengan keluhan pusing dan hidung
buntu ke dokter gigi, maka dokter gigi juga akan merujuk pasien ke
dokter THT.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah
pemeriksaan Transiluminasi (pemeriksaan dengan cahaya untuk menilai
rongga sinus), yang dilanjutkan dengan pemeriksaan radiologi (foto
Rontgen) serta pemeriksaan biakan kuman dari sekret/lendir rongga
hidung. Sedangkan pengobatannya sendiri tergantung pada penyebabnya.
Antibiotika hanya diberikan untuk sinusitis yang disebabkan oleh infeksi
bakteri, tidak untuk sinusitis yang disebabkan oleh infeksi virus atau
alergi. Selain antibiotika, obat golongan dekongestan juga digunakan
untuk mengurangi gejala penyumbatan. Obat golongan analgetik-antipiretik
untuk mengurangi rasa nyeri dan demam. Bila pengobatan yang dilakukan
tidak berhasil maka kadang-kadang diperlukan suatu tindakan pembedahan,
dengan tujuan untuk membuka dan membersihkan daerah sinus paranasal yang
menjadi sumber penyumbatan dan infeksi sehingga ventilasi dan drainase
dapat lancar kembali.
Untuk
menghindari sinusitis maksilaris Drg. Roberto menganjurkan agar kita
rajin membersihkan gigi dengan baik. Melakukan kontrol gigi rutin setiap
6 bulan. Melakukan perawatan gigi dengan baik, tambal yang berlubang.
Dan yang terakhir adalah mengubah gaya hidup dan kebiasaan yang memicu
terjadinya sinusitis seperti udara malam, konsumsi rokok, kopi dll.
0 komentar:
Posting Komentar