Tahukah anda bahwa dengan sering memarahi anak anak dapat
memberi efek yang tidak baik terhadap masa depan anak tersebut ?
Orang tua yang sering memarahi anaknya diharuskan berfikir
ulang kembali, ini sangat penting diperhatikan karena menyangkut bagaimana anak
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dimasa depannya.
Terkadang orang tua sulit menahan rasa marah dikarenakan
anak tersebut rewel dengan permintaan ini itu, atau mereka sering berteriak
keras saat bermain sementara orang tua sedang lelah dan ingin istirahat.
Itulah tantangan bagi para orang tua, menahan diri untuk
tidak sering marah-marah kepada anak. Sejumlah penelitian telah menunjukkan
bagaimana pengaruh penting setiap “kelakuan orang tua” terhadap anak-anak
mereka. Masa anak-anak adalah masa yang penuh dengan perkembangan dan
pertumbuhan.
Lise Eliot, PhD, seorang Neuroscientist di Chicago Medical
School dalam bukunya ‘Whats going on in
There? How the Brain and Mind Develop in The First Five Years of Life’, yang
menceritakan sebuah fakta yang begitu mencengangkan. Ia melakukan penelitian
perkembangan otak terhadap bayinya sendiri.
Lise memasang seperangkat alat Khusus dikepala bayinya yang
masih berusia 9 minggu. Alat itu dihubungkan dengan kabel-kabel computer agar
dia bisa melihat pertumbuhan sel otak anaknya melalui layar monitor.
Saat bayinya bangun, dia memberikan ASI. Ketika bayinya
minum ASI, Lise melihat gambar-gambar sel otak anaknya dilayar monitor sedang
membentuk rangkaian yang indah. Nah, ketika sedang asyik menyusui, tiba-tiba
bayi Lise menendang kabel computer. Si ibu sontak kaget dan berteriak, “No!”.
Ternyata teriakan si ibu membuat bayinya kaget, saat itu
juga, lise melihat gambar sel otak anaknya dilayar monitor terus menggelembung
seperti balon, semakin membesar dan akhirnya pecah. Selanjutnya, terjadi
perubahan warna yang menandai kerusakan sel.
“Mungkin kesedihan ini hanya saya yang mengganggunya.
Sebagai ibu dan sekaligus sebagai scientist, saya menyaksikan otak anak saya hancur
oleh teriakan saya sendiri, ibunya ,” kesal Lise.
Apa yang dilakukan oleh Lise Eliot telah membuktikan kepada
kita semua betapa emosi yang tidak terkontrol akan berdampak negative pada
perkembangan otak anak-anak.
Tak bisa dipungkiri setiap orang tua pasti ingin memiliki
anak yang cerdas. Sementara faktanya, anak yang cerdas adalah yang memiliki
banyak sambungan antara sel otak yang satu dengan sel otak lainnya, bukan yang
sel-sel otaknya terputus dan berantakan akibat sering kena marah orang tuanya.
Meskipun ketika dilahirkan memiliki milyaran sel otak, jika
setiap detik, menit, jam dan hari-hari yang dilalui seorang anak selalu
dipenuhi dengan pelototan, teriakan, apalagi ditambah amarah, sungguh tak
terbayangkan berapa jumlah sel otaknya yang akan mati akibat perlakuan buruk
yang diterimanya.
Dampak
Buruk memarahi anak
Termasuk didalamnya :
- . Kematian sel-sel otak anak dikarenak sering dimarahi.
2. Penurunan
kepercayaan diri.
Anak-anak yang sering kena marah cenderung
akan berfikir bahwa penyebab dia dimarahi adalah karena melakukan kesalahan.
Semakin sering anak dimarahi, maka semakin kuat opini pada diri anak bahwa
semua tindakannya adalah salah. Ujung-ujungnya, anak akan kehilangan
kepercayaan pada diri sendiri, takut melakukan hal-hal baru dan sebagainya.
3. Depresi
Tekanan mental atau depresi bisa saja dapat
terjadi pada anak yang sering sekali dimarahi. Anak akan jadi pemurung, jarang
tertawa dan kurang bahagia. Malah, pada beberapa kasus anak akan cenderung
pemarah dan gemar melakukan tindakan kekerasan, baik secara fisik maupun
verbal. Hal ini akan terjadi hingga masa dewasanya kelak.
4. Trauma
Anak juga bisa mengalami trauma Jika
keseringan kena marah, apalagi jika kekerasan verbal yang terjadi disertai
dengan pemberian julukan (labelling) yang kasar atau tidak pantas seperti “anak
nakal”, “anak bodoh”, “anak tidak berguna”, “anak kurang ajar” dan
julukan-julukan negative sebagainya.
Trauma menyebabkan anak akan kehilangan inisiatif untuk mengatasi setiap
permasalahan yang dihadapannya.
Menurut play therapist, Dra
Mayke S Tedjasaputra Msi, keseringan memarahi anak diusia tumbuh kembang bisa
berdampak pada dua hal:
1.
Menyebabkan anak menjadi pasif karena akan
selalu memilih lebih baik diam dari pada dimarahi
2.
Membuat anak malah memberikan respon melawan.
Buat anak nyaman dengan teguran 1 Menit
Bila anak melakukan kesalahan, ada beberapa metode yang
dapat diterapkan untuk memperbaiki perilaku anak. Salah satu metode paling
popular dikenal dengan nama “Teguran satu menit”, yakni memberikan teguran
secara bijak kepada anak dalam waktu tidak lebih dari 1 menit aja.
Metode “teguran satu menit“
mempunyai banyak manfaat dan kelebihan. Berikut ini adalah berbagai manfaat
yang akan anda dapatkan jika menerapkan metode ini pada anak.
Melatih Disiplin anak
Dalam setengah menit yang pertama,
anak mengerti bahwa tindakannya yang buruk telah membuat orang tuanya kecewa
dan marah. Peristiwa itu akan masuk kea lam memorinya, selanjutnya memorinya
mencatat mana perilaku baik yang disenangi orang tua dan mana perilaku buruk
yang membuat kecewa dan marah orang tuanya.
Selanjutnya, dalam setengah menit
kedua, anak segera dapat menemukan kembali citra dirinya yang positif sebagai
anak yang baik. Mereka sangat menikmati belai kasih orang tua dalam selang
waktu yang singkat ini. Buahnya, mereka menjadi senang dan bangga terhadap
dirinya sendiri yang baik seperti kata orang tuanya.
Satu hal penting yang tak boleh
dilupakan orang tua adalah bahwa semakin anak menyenangi dirinya sendiri,
semakin besar kemauannya untuk berperilaku lebih baik.
Alat Komunikasi Efektif
Keuntungan kedua, metode ini bisa
digunakan sebagai alat komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak. Banyak
orang tua mengeluh karena tak bisa memahami jalan pikiran anaknya. Banyak yang
tak mengenal anaknya sendiri karena kemacetan komunikasi. Anak tak pernah mau
menyampaikan masalah yang ia hadapi kepada orang tua.
Dengan bantuan metode ini, sedikit
demi sedikit mulai berkembang iklim keterbukaan antara orang tua dengan anak,
komunikasi pun menjadi lancer, akrab dan harmonis.
Mengapa ini bisa terjadi? Tak lain
karena keberanian orang tua menunjukkan perasaan terhadap anak tanpa mencerca.
Dalam setengah menit pertama menyalahkan habis-habisan perilaku anak yang
buruk. Tetapi dalam menit kedua membuktikan bahwa diri pribadi anak selalu
tetap baik dan dicintai orang tua.
Anak akan meniru apa yang diperbuat oleh ayah
ibunya. Mereka semakin berani menunjukkan perasaan mereka terhadap segala
sesuatu, baik perasaan baik maupun buruk. Hal ini dilakukan karena sudah
mendapat jaminan bahwa tak akan dicerca oleh orang tua. Maka komunikasi akan
menjadi terbuka dan akrab. Taka da lagi beban untuk berbicara tentang segala sesuatu
tentang ayah ibu.
0 komentar:
Posting Komentar