Diabetes Melitus Pada Lansia
Diabetes Melitus Pada Lansia,
Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan
metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan
insulin atau secara relatif kekurangan insulin. Klasifikasi diabetes
mellitus yang utama adalah tipe I : Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM) dan tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan
bertambahnya umur, intoleransi terhadap glukosa juga meningkat, jadi
untuk golongan usia lanjut diperlukan batas glukosa darah yang lebih
tinggi daripada orang dewasa non usia lanjut.
Pada NIDDM, intoleransi glukosa pada
lansia berkaitan dengan obesitas, aktivitas fisik yang
berkurang,kurangnya massa otot, penyakit penyerta, penggunaaan
obat-obatan, disamping karena pada lansia terjadi penurunan sekresi
insulin dan insulin resisten. Lebih dari 50% lansia diatas 60 tahun yang
tanpa keluhan, ditemukan hasil Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang
abnormal. Intoleransi glukosa ini masih belum dapat dikatakan sebagai
diabetes. Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin
terutama pada post reseptor.
Ada beberapa faktor yang berkaitan
dengan penyebab diabetes melitus pada lansia. Berikut beberapa faktor
penyebab diabetes melitus pada lansia :
- Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin.
- Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan perubahan vaskuler.
- Obesitas, banyak makan.
- Aktivitas fisik yang kurang
- Penggunaan obat yang bermacam-macam.
- Keturunan
- Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress
Penyakit diabetes melitus pada lansia
mempunyai gambaran klinis yang bervariasi luas, dari tanpa gejala
sampai dengan komplikasi nyata dan kadang-kadang menyerupai penyakit
atau perubahan yang biasa ditemui pada usia lanjut. Keluhan umum pasien
DM seperti poliuria, polidipsia dan polifagia, pada DM usia lanjut tidak
ada. Umumnya pasien diabetes melitus pada lansia datang dengan keluhan
akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Hal
ini kemungkinan disebabkan karena pada usia lanjut, respon tubuh
terhadap berbagai perubahan/gejala penyakit mengalami penurunan.
Biasanya yang menyebabkan pasien diabetes melitus pada lansia datang
berobat adalah karena gangguan penglihatan karena katarak, rasa
kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka
pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan biasa.
Diagnosa penyakit diabetes melitus pada
lansia juga lebih sulit dan cenderung terlambat ditegakkan karena gejala
klasik berupa poliuri (meningkatnya frekuensi berkemih), polidipsi
(meningkatnya frekuensi minum), dan polifagi (meningkatnya frekuensi
makan) tidak selalu tampak. Beberapa gejala yang tidak khas justru
muncul seperti: kelemahan, perubahan tingkah laku, depresi, agitasi,
demensia, mudah jatuh dan inkontinensia urin. Maka dari itu, tidak
jarang pasien tidak menyadari ketika dirinya sudah menderita diabetes
pada tahap yang sudah lanjut.
Lalu, bagaimana cara mencegah diabetes melitus pada lansia ?
Penyakit diabetes adalah penyakit serius
yang kasusnya meroket dalam beberapa tahun terakhir. Jutaan orang di
dunia didiagnosis terjangkit diabetes karena gaya hidup tidak sehat dan
kurang berolahraga. Sebelum terlambat, berikut ini adalah cara mencegah
diabetes melitus pada lansia :
- Pertahankan berat badan yang sehat.
- Ketahui riwayat kesehatan keluarga.
- Tetap aktif secara fisik.
- Diet yang seimbang, rendah lemak dan gula.
- Monitor tekanan darah secara teratur.
- Tingkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran segar.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan.
- Hindari minuman manis
- Tidur cukup
0 komentar:
Posting Komentar