Disabilitas bisa terjadi pada anak sejak dilahirkan. Penyebabnya ada
yang diketahui dan ada yang masih berselimut misteri. Yang bisa
dilakukan hanyalah berikhtiar mencegah disabilitas tersebut sejak anak
masih di kandungan.
Disabilitas membuat anak disebut berkebutuhan
khusus. Nah, anak yang termasuk berkebutuhan khusus ini banyak
macamnya, dari yang salah satu indranya tidak berfungsi dengan baik,
kondisi langka, hingga ADHD maupun autisme.
dr Seema Sharma,
dokter kandungan di Srishti-The Gynae Clinic mengatakan banyak orang tua
yang bertanya-tanya apa yasalah sehingga anaknya lahir dengan
kecacatan. "Nyatanya banyak kecacatan ini karena genetika yang alamiah
atau berhubungan dengan paparan racun selama kehamilan," ucap dr Sharma,
dikutip dari ZeeNews.
Jika masalahnya genetika, tentu orang tua
tidak bisa berbuat banyak. Pun dengan kondisi atau penyakit langka yang
penyebabnya masih misterius. Namun untuk mengurangi kecacatan, ibu hamil
bisa berikhtiar misalnya dengan mengurangi paparan asap rokok.
Menteri
Kesehatan RI Profesor Dr dr Nila Moeloek, SpM(K) beberapa waktu lalu
mengatakan asap rokok bersifat karsinogen, sehingga paparan asap rokok
dapat mengganggu pertumbuhan janin sehingga lahir cacat.
Pakar
gizi komunitas Dr dr Tan Shot Yen, M.Hum juga pernah menjelaskan
terdapat hampir sekitar 4.000 jenis racun dan bahan kimia dalam rokok.
Karena itu ketika menumpuk di dalam tubuh tentunya juga akan
membahayakan kesehatan ibu dan janin.
Ursula Koch, peneliti dari
Freie Universitat Berlin dalam studinya menemukan bahaya nikotin tidak
hanya dapat menyebabkan bayi lahir prematur, berat badan rendah dan
berisiko mengalami kematian bayi mendadak (sudden infant death) tapi
juga gangguan pendengaran. Diketahui neuron yang berhubungan dengan
koklea mengalami penurunan fungsi ketika bayi terpapar nikotin. Karena
ketika sinyal dari saraf pendengaran tak terkirim dengan baik, bayi pun
mengalami gangguan pendengaran.
Cara
lain yang bisa dilakukan sebagai ikhtiar agar janin tetap sehat dan
terhindar dari disabilitas adalah dengan berhati-hati menggunakan bahan
kimia. Jika harus menggunakan kosmetik, dr Sharma menyarankan
menggunakan kosmetik berkualitas yang dinyatakan aman oleh badan
berwenang.
Hal senada disampaikan dr Joseph Sgroi, dokter
spesialis kandungan sekaligus juru bicara Royal Australian and New
Zealand College of Obstetricians and Gynaecologists (RANZCOG). Kata dia,
bahan kimia apapun yang digunakan dalam dosis besar bisa membahayakan
bayi ataupun sang ibu.
Jika ada ibu hamil yang ingin mewarnai
rambut, dr Sgroi menjelaskan bahwa bahan kimia dalam cat rambut baik
permanen atau non-permanen, tidak mudah diserap oleh kulit yang utuh
alias tidak mengalami lukan sehingga tidak akan berdampak negatif pada
bayi. Karena itu jika sedang mengalami luka di kepala sebaiknya tunda
dulu kegiatan ini.
dr Sgroi menyatrankan untuk meminimalisir
paparan bahan kimia, ibu hamil bisa memilih cat rambut berbahan alami,
misalnya pacar. "Ketika Anda mengecat rambut di rumah, lakukan prosedur
standar seperti menggunakan sarung tangan, memastikan ventilasi udara
baik, dan diamkan rambut yang sudah dicat selama waktu minimal yang
dianjurkan," saran dr Sgroi sambil menambahkan untuk segera membilas cat
rambut setelah waktu mendiamkannya dirasa cukup.
Jika masih khawatir, ada baiknya melakukan pewarnaan rambut setelah si kecil lahir.
Cara
selanjutnya melindungi janin adalah dengan makan makanan yang bergizi.
Ketika hamil, sebaiknya menahan diri untuk tidak makan makanan
sembarangan. Karena jika tidak terjaga kebersihannya bisa membuat ibu
hamil sakit, sehingga bisa berpengaruh juga pada janin yang dikandung.
Perbanyak pula makan buah dan sayur, namun pastikan sudah dicuci dengan
bersih ataupun diolah dengan baik.
Dr Poonam Khetrapal Singh, WHO
Regional Director for South-East Asia pun mengingatkan para ibu hamil
untuk menghindari konsumsi alkohol. Ingat, alkohol dan narkoba, bahkan
dalam jumlah kecil diketahui mempengaruhi perkembangan otak janin.
WHO
juga mendorong pencegahan kelainan bawaan dengan memastikan ibu hamil
mendapatkan asam folat dan iodin, menjauhkan bahan kimia berbahaya,
hingga melakukan vaksinasi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar