Lebih dari sekedar pengisi waktu luang, memainkan game klasik Tetris,
ternyata bisa menjadi semacam terapi untuk mencegah gejala gangguan
stres pasca trauma (PTSD).
Menurut studi terbaru yang dilakukan pada korban kecelakaan
kendaraan, terapi game Tetris itu cukup membantu bila dilakukan beberapa
jam pasca-kejadian. Studi itu dilakukan pada para korban yang sedang
menunggu pengobatan di rumah sakit dan bagian gawat darurat.
Mereka meminta separuh pasien untuk secara singkat mengingat kejadian
itu dan kemudian bermain tetris di mana mereka mengatur balok-balok
berbagai warna dan ukuran yang berjatuhan selama 20 menit.
Kelompok lain diberi aktivitas tertulis untuk diselesaikan. Dalam
kedua kelompok itu, tugas-tugas tersebut diberikan dalam enam jam
setelah kecelakaan.
Peneliti dari Karolinska Institute di Swedia dan University of Oxford
itu menemukan bahwa pasien-pasien yang main tetris dilaporkan mengalami
memori mengganggu lebih sedikit, yang lazim disebut sebagai flashback (kilas balik) seminggu sesudahnya.
"Kami ingin memberi tugas yang melekat pada memori visual. Dengan
tetris, warna, bentuk, dan gerakannya sangat mudah diserap ingatan,"
kata Emily Holmes, seorang psikolog dan profesor di Karolinska
Institute.
Game lain sudah dicoba namun tidak memberi hasil yang diharapkan.
Sementara pada peserta penelitian yang memainkan tetris, mereka mengaku
saat bermain game itu pikiran atau ingatan mereka seolah diblok.
Holmes mengatakan hal ini dapat terjadi "dengan mengganggu sebuah proses yang dikenal sebagai konsolidasi memori".
Memori mengganggu adalah satu dari gejala utama PSTD. Gangguan
kecemasan seperti itu terjadi pada satu dari empat orang yang mengalami
kecelakaan kendaraan bermotor.
PTSD pun dapat terjadi karena serangan brutal, peperangan atau
menyaksikan kejadian mengerikan seperti kematian, serangan teroris atau
bencana alam. Tetapi, masih belum jelas mengapa beberapa orang
mengalaminya sedangkan orang lain tidak.
"Satu minggu setelah trauma menjadi penting bagi pasien kami yang
sudah pulang ke rumah, memulihkan diri dan menjaga diri sendiri. Ini
dapat menjadi sulit ketika mereka mengalami memori mengganggu itu selama
beberapa kali sehari," kata peneliti Oxford Lali Iyadurai.
Peneliti mengatakan langkah selanjutnya akan melaksanakan studi
serupa pada kelompok pasien lebih besar untuk meneliti berapa lama
manfaat intervensi seperti ini akan berlangsung dan apakah game seperti
Tetris dapat membantu orang yang sudah mengalami PTSD.
Tetris adalah game yang diciptakan disainer dari Rusia, Alexey Pajitnov pada 1984.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar