Risiko penyakit jantung tidak hanya berkaitan dengan berat badan dan
gaya hidup. Studi mengungkap gangguan jiwa, terutama gangguan jiwa
berat, turut memegang peranan penting.
Peneliti dari King's
College London melakukan penelitian lintas negara dengan kurang lebih
3,2 juta partisipan. Seluruh partisipan adalah pasien gangguan jiwa
berat seperti skizofrenia, gangguan bipolar dan depresi berat.
Hasil
studi menyebut mereka yang mengalami gangguan jiwa berat diketahui
mengalami penurunan angka harapan hidup sebesar 10 hingga 15 tahun.
Salah satu sebabnya adalah risiko kematian akibat penyakit jantung yang
lebih lebih 85 persen daripada populasi umum.
Tak
hanya itu, risiko pasien gangguan jiwa berat mengalami penyakit jantung
lebih tinggi 53 persen daripada populasi normal. Jika gangguan jiwa
sudah berlangsung lama, risikonya turut naik menjadi 78 persen.
Peneliti
menduga hal ini terjadi akibat efek samping pemakaian obat antipsikotik
dalam jangka panjang. Beberapa obat antipsikotik memang diketahui dapat
meningkatkan berat badan dan indeks massa tubuh, fluktuasi glukosa
dalam darah serta tekanan darah tinggi.
"Penelitian ini
menunjukkan kebijakan kesehatan masyarakat masih tak menyentuh mereka
yang memiliki gangguan jiwa berat," tutur dr Brendon Stubss dari
Institute of Psychiatry, Psychology & Neuroscience, King's College
London, yang melakukan penelitian, dikutip dari EurekAlert!
dr
Brendon juga mengemukakan pentingnya skrining penyakit kardiovaskular
bagi mereka yang sudah didiagnosis mengalami gangguan jiwa berat.
Skrining penyakit kardiovaskular penting untuk mengurangi beban
perawatan bagi pasien gangguan jiwa berat.
"Dengan melakukan
skrining, penyakit kardiovaskular pada pasien gangguan jiwa berat bisa
dicegah. Hal ini berdampak pada meningkatnya angka harapan hidup,"
tuturnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar