Pap smear adalah salah satu bentuk skrining atau pemeriksaan dini bagi
kanker serviks. Sayangnya, data dari Kementerian Kesehatan menyebut
cakupan pap smear masih rendah dan jauh dari target yang diharapkan.
Hingga
tahun 2016, baru sekitar 1,5 juta perempuan dari target 37 juta
perempuan usia 30-50 tahun yang melakukan skrining kanker serviks.
Cakupan skrining tes inspeksi visual asam asetat (IVA) hanya 3,5 persen,
sedangkan pap smear 7,5 persen.
Chynthia (28), seorang pegawai
swasta, mengaku belum pernah melakukan pap smear meskipun sudah menikah 2
tahun dan memiliki anak. Alasannya sederhana, menurut penuturan
beberapa rekannya yang sudah melakukan pap smear lebih dulu, ada rasa
nyeri ketika pemeriksaan pap smear dilakukan.
"Sakit
kan katanya temen-temen aku yang udah ngelakuin duluan. Kan diusap
untuk diambil sampel sel di leher rahimnya, nah vaginanya katanya harus
dibuka gitu, itu katanya sakit," ujar Chynthia kepada detikHealth.
Alasan
berbeda dikatakan oleh Sari (31). Ia mengaku paham bahwa pemeriksaan
pap smear penting, terutama bagi perempuan yang sudah menikah atau sudah
melakukan hubungan seksual. Namun menurutnya, ia tidak termasuk yang
memiliki risiko tinggi karena tidak pernah berganti-ganti pasangan.
Dihubungi
terpisah, dr Yassin Yanuar MIB, SpOG, MSc, dari RS Pondok Indah -
Pondok Indah memang ada beberapa hambatan yang menyebabkan perempuan
masih enggan melakukan kanker serviks. Hambatan utama adalah masih
kurangnya pengetahun dan pemahaman soal kanker serviks itu sendiri.
"Kanker
serviks sebenarnya kanker yang bisa dicegah. Maka dari itu pencegahan
kanker serviks ini menjadi program prioritas dari semua dokter kandungan
di Indonesia, kita support secara pelayanan klinis dan edukasi," tutur
dr Yassin.
Ia juga tidak menampik bahwa pemeriksaan pap smear
memang sedikit tidak nyaman. Namun ia menampik bahwa pemeriksaan pap
smear dapat menyebabkan rasa sakit atau nyeri.
"Setting
pemeriksaan yang tidak nyaman, karena mengharuskan duduk di kursi
periksa, dengan posisi tidak nyaman, meskipun tidak sakit dan hanya
sebentar," tambahnya lagi.
dr Yassing kembali menegaskan bahwa
pemeriksaan dini atau skrining sangat penting dilakukan satu tahun
sekali. Hal ini untuk mencegah terserang kanker serviks sebelum muncul.
Karena menurutnya jika sudah positif terdiagnosis kanker serviks,
peluang kesembuhan akan menurun, biaya yang dikeluarkan lebih besar
hingga penyakit yang makin kompleks.
"Prinsipnya, lakukanlah
deteksi dini setahun sekali, kalau punya akses ke pap smear, lakukan.
Kalau tidak punya akses, maka melakukan IVA cukup," tutupnya.
aalasan cukupan pap smear rendah
Written By iqbal_editing on Senin, 12 Juni 2017 | 07.10
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar