Untuk tujuan menurunkan berat badan, biasanya orang akan mengurangi
konsumsi lemak. Namun lain pada 'bulletproof diet'. Dalam metode ini,
lemak justru jadi prioritas dan paling banyak komposisinya.
Seperti dikutip dari Telegraph,
pencipta metode Bulletproof Diet yakni Dave Asprey menyebutkan bahwa
inti dari metode diet ini adalah pola makan tinggi akan konsumsi lemak
jenuh atau saturated fat. Contoh sumber dari lemak jenuh tersebut di
antaranya minyak kelapa, alpukat, serta daging hewan pemakan rumput.
Untuk
sarapan, Anda juga dianjurkan untuk meminum bulletproof coffee. Ini
merupakan minuman kopi yang ditambah mentega dan minyak MCT (Medium
Chain Triglyceride) seperti minyak kelapa (coconut oil), kemudian
dicampur menjadi satu menggunakan blender. Proses pencampuran ini
biasanya dilakukan selagi kopi masih panas.
Nutrisionis
Jansen Ongko, MSc, RD menjelaskan bahwa dalam bulletproof diet memiliki
persamaan dengan diet ketogenik. Apabila normalnya konsumsi lemak hanya
berkisar 20-30 persen, pada metode diet ini asupan lemak bisa mencapai
60-70 persen, protein 20-30 persen, dan sedikit karbohidrat.
"Prinsipnya
adalah tubuh diarahkan untuk menggunakan simpanan lemak setelah
cadangan glukosa habis dalam waktu singkat, yakni sekitar 1-2 jam," ujar
Jansen kepada detikHealth.
Menurut Jansen,
tujuan dari diet ini adalah agar terbentuk kadar keton yang tinggi di
dalam tubuh (ketosis). Ketosis diyakini dapat membantu mengontrol
penurunan berat badan.
Namun demikian, metode seperti ini
sebaiknya tidak dijadikan sebagai gaya hidup dan dilakukan dalam jangka
panjang. Sebab perubahan pola makan ini jika dilakukan secara ekstrem
justru dapat mengganggu sistem kerja tubuh dan menimbulkan risiko
lainnya.
"Diet ini terbukti cukup efektif untuk menurunkan berat
badan. Namun menurut penelitian, pola diet ini akan berdampak apabila
dilakukan dalam jangka panjang, di antaranya gangguan keseimbangan
hormon, gangguan metabolisme tubuh, gangguan emosional, dan lain-lain.
Oleh karena itu sebaiknya diet ini tidak dijalani terlalu sering dan
terlalu lama, begitu juga dengan meminum bulletproof coffee," pesan
Jansen.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar