Terletak di garis khatulistiwa membuat Indonesia secara otomatis menjadi
negara beriklim tropis. Kondisi ini membuat Indonesia selama 12 jam
disinari oleh matahari. Meskipun menguntungkan bagi sumber daya alam dan
aktivitas masyarakat, paparan sinar ultraviolet (UV) dari sinar
matahari yang berlebih pun berdampak buruk bagi kesehatan.
Indonesia
merupakan negara dengan indeks paparan sinar UV tertinggi yaitu 11 dari
skala 1-11 di Asia Tenggara. Sinar UV terbagi lagi menjadi dua jenis
yaitu UVA dan UVB. Sinar UVA adalah sinar berbentuk gelombang panjang
yang persentasenya mencapai 95% dari total UV. Sedangkan, sinar UVB
adalah sinar berbentuk gelombang menengah yang hanya mencapai 5% dari
total UV.
Menurut dr Sri Ellyani SpKK selaku Wakil Ketua Bidang
Kerja Sama PERDOSKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan kelamin
Indonesia), paparan sinar UVA lebih berbahaya terhadap kulit
dibandingkan dengan UVB. Sinar UVA mampu menembus bagian kulit terdalam
sehingga akan menyebabkan kulit jadi gelap, terdapat keriput serta
timbul bintik hitam. Sedangkan, paparan sinar UVB mencapai bagian kulit
luar atau epidermis dan akan mengakibatkan kulit menjadi terbakar.
"Dampak
dari paparan sinar UV antara lain kulit jadi mudah keriput dini,
terjadi bercak-bercak kelainan pigmentasi, hiperpigmentasi, dan lingkar
hitam yang muncul di bagian-bagian tertentu. Selain itu, paparan
matahari membuat kulit menjadi tidak menarik dan tampak tua," kata dr
Sri di sela-sela 'Kampanye Edukasi Masyarakat Tentang Perlindungan
Terhadap Sinar UV (Ultraviolet)' di Soehanna Hall, Energy Building,
Jakarta pada Selasa (11/11/2014).
Tak hanya kelainan pigmentasi
dan keriput dini, sinar UV juga dapat menyebabkan terjadinya kanker
kulit. Menurut dr Sri, berdasarkan data patologi, setiap tahun jumlah
penderita kanker kulit akibat sinar UV meningkat. Kanker kulit menempati
posisi ketiga setelah kanker payudara dan kanker rahim. Meskipun
jumlahnya masih jauh dari kedua kanker tersebut, namun kanker kulit
tetap harus diwaspadai.
"Dampak dari paparan sinar UV ini
bergantung pada seberapa lama aktivitas kita di luar rumah atau yang
bersentuhan langsung dengan sinar matahari. Misalnya, saat kita berada
di pantai selama satu hari penuh dari pagi hinga sore, efek dari paparan
sinar UV tersebut akan langsung terlihat, yaitu kulit menjadi gosong,"
imbuh dr Sri.
Tak hanya saat cuaca sedang panas dan terik saja,
dikatakan dr Sri, saat cuaca mendung dan berawan pun kulit masih rentan
terkena paparan sinar UV. Sebab, meski sinar matahari terhalang oleh
awan mendung, sinar UV masih tetap bisa menembus awan hingga ke bumi.
"Untuk
Anda yang bekerja di dalam ruangan juga belum tentu aman dari paparan
sinar UV karena sinar UV juga mampu menembus kaca jendela ruangan hingga
sampai ke kulit. Maka dari itu, gunakan pakaian yang tertutup dan tabir
surya saat akan beraktivitas di luar rumah," pesan dr Sri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar