Shinrin yoku berarti 'forest bathing'. Terdengar aneh namun sebenarnya
mandi yang ini tidak memakai air ataupun sabun, tetapi kegiatan ini
sendiri berarti jalan-jalan menembus hutan.
Metode ini diklaim dapat meredakan stres dari berbagai hal, bisa pekerjaan atau kehidupan urban yang serba cepat.
Namun
kegiatan ini juga bukan sembarang jalan-jalan. Mengingat tujuannya
sebagai terapi stres, tiap kegiatan shinrin yoku akan didampingi seorang
pemandu yang telah terakreditasi.
Dewasa ini, baru ada tiga
pemandu shinrin yoku terakreditasi di Australia. Satu di antaranya
adalah Alex Gaut dari Lembaga Konservasi Australia Selatan.
Menurut
Gaut, metode ini terinspirasi dari istilah karoshi yang berarti
kematian akibat kerja berlebihan yang banyak terjadi pada orang-orang
Jepang.
Dalam pelaksanaannya, peserta diajak bermeditasi sembari
mencoba memfokuskan pikiran pada suara burung atau angin maupun aroma
rerumputan.
Peserta juga diajak berjalan pelan menyusuri hutan
sembari jemari-jemari mereka menyentuh dedaunan dan batang-batang pohon
yang dilewati, sedangkan mata peserta dimanjakan oleh hijaunya pepohonan
dan pemandangan gunung.
"Dengan benar-benar berkonsentrasi pada
momen dan perasaan yang ada, hal-hal lainnya akan terlupakan barang
sejenak," kata Gaut seperti dilaporkan ABC Australia.
Karena
berada di tengah hutan, peserta juga tidak akan terganggu dengan dering
suara ponsel atau update media sosial. Kemudian mereka akan menyudahi
kegiatan itu dengan minum teh bersama.
Salah satu peserta yang
ikut dalam panduan Gaut, Palitja Moore mengaku pengalaman ini begitu
unik. Padahal ia sudah sering naik turun gunung dan menjelajahi hutan.
"Kegiatan
ini membuat Anda benar-benar berhenti dari segala kesibukan dan saya
kira sesekali melupakan hal-hal duniawi itu ada baiknya," ujarnya.
Sejumlah penelitian di Jepang menyebut kegiatan 'forest bathing' ini dapat menurunkan tekanan darah dan tingkat stres seseorang.
Satu
di antaranya dilakukan oleh Qing Li, presiden Japanese Society of
Forest Medicine. Dengan mengamati profil mood sejumlah partisipan, ia
menemukan bahwa perasaan stres, cemas dan marah yang dimiliki partisipan
menurun drastis setelah mengikuti kegiatan ini.
Dalam studi
terpisah, Li dan timnya mengirim beberapa pria dan wanita muda untuk
melakukan 'forest bathing' dan membandingkannya dengan meminta mereka
menginap di sebuah hotel yang kebetulan letaknya di tengah hutan.
Masing-masing selama tiga hari.
Sampel darah mereka juga diambil
sebelum dan sesudah perjalanan tersebut, dan di situ ditemukan adanya
peningkatan jumlah sel pembunuh alami yang memainkan peran penting dalam
sistem kekebalan manusia, utamanya di saat melawan penyakit.
Li
menduga ini karena saat 'forest bathing' berlangsung, peserta dapat
menghirup udara segar yang mengandung minyak esensial yang dihasilkan
pepohonan. Minyak esensial ini sendiri memiliki komponen aktif seperti
limonene yang bersifat antimikroba dan meningkatkan kekebalan.
Peneliti
menambahkan shinrin yoku tidak harus dilakukan di hutan lebat. Yang
terpenting adalah jangan memilih rute yang berat. Durasi yang
direkomendasikan tak boleh lebih dari empat jam dan Anda hanya
diperkenankan berjalan kaki tak lebih dari 4 km.
Jangan pula
dipaksakan karena ini bukan latihan ketahanan fisik, sehingga Anda
diperkenankan beristirahat sewaktu-waktu. Saat rehat itulah Anda bisa
duduk-duduk menikmati alam, bermeditasi, membaca buku atau menikmati
segelas teh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar