Di tahun 2013, Stepio Andika (5) didiagnosis kanker tulang fibrosarkoma.
Saat itu, bocah yang akrab disapa Pio ini awalnya hanya merasa ada
benjolan di gusi dan di bawah lidah ketika ia berusia 4 tahun.
Pio
tidak pernah mengeluh sakit, tetapi adanya benjolan di area pipi
membuat bocah kelahiran Pontianak, 30 Juni 2009 itu tidak nyaman. Sang
ibu, Eka (27) dan suaminya pun membawa Pio ke dokter di tempat
tinggalnya di desa Menteba. Setelah dirujuk ke salah satu RS di
Pontianak, Pio diminta menjalani biopsi.
"Hasilnya ada tumor
jinak. 4 bulan dibawa lagi makin gede benjolannya, diperiksa kata dokter
masih tumor jinak. Udah sempat diobatin tapi makin gede bejolannya
akhirnya dirujuk ke Jakarta 3 bulan lalu. Ada rumah Anyo ini juga ada
tetangga yang bilang ada rumah singgah di Jakarta," kisah Eka kepada detikHealth dan ditulis pada Sabtu (6/6/2015).
Sesampainya
di Jakarta, Pio diperiksa di RS Dharmais dan menjalani dua kali biopsi
tulang. Setelah itulah dokter memastikan bawah Pio terkena fibrosarkoma.
Untuk mengatasi kanker tulang yang diidap Pio, mau tak mau bocah itu
harus menjalani operasi pengangkatan tulang rahang yang nantinya akan
diganti dengan tulang di bagian kaki yang bisa tumbuh. Namun, sebelumnya
Pio harus menjalani kemoterapi untuk mengecilkan ukuran sel kankernya.
"Sampai
saat ini dibilangnya harus dua kali, tapi Pio baru dikemo satu kali,
sekitar 2 minggu lalu. Kemonya pakai infus dan pas dikemo dia
muntah-muntah, abis kemo juga muntah, makan minum nggak mau ada kali 3-4
hari akhirnya dirayu aja biar mau minum makan dikit, pakai pipa juga
nggak apa-apa. Alhamdulillah dikit-dikit mau," tutur Eka.
Selama
menjalani pengobatan, Eka selalu memberi tahu apa saja prosedur yang
harus dijalani Pio. Dulunya, putra semata wayang Eka juga kerap bertanya
mengapa ada benjolan besar di pipinya. Setelah diberi tahu, Pio hanya
mengatakan dirinya akan berdoa agar cepat sembuh, benjolannya cepat
kempes, dan bisa pulang ke rumahnya bertemu nenek dan kakeknya.
"Aku
sakit kanker tulang, satu kali lagi operasi aku sembuh lho. Nanti kalau
aku udah gede mau jadi pemain bola sama tentara," celoteh Pio saat
ditanya dirinya sakit apa. Pio juga bercerita bahwa ia meminta alat
suntik pada dokter saat dikemoterapi. Namun, ketika ditanya untuk apa
alat suntik itu, Pio hanya tersenyum.
Selama di rumah Anyo, Pio
terlihat sangat lincah dan selalu tersenyum. Bahkan, sesekali ia
terlihat menggoda temannya. Meski kondisi dagunya membesar, Pio tidak
terlihat minder dan selalu riang berceloteh saat diajak mengobrol.
"Supaya
Pio nggak ngeluh, nggak nangis, kuncinya saya juga jangan nangis. Jadi
ya menerima aja dengan ikhlas. Saya senang sekali kalau ngelihat Pio
tetap semangat, mau cepat sembuh, mau dioperasi. Kita tetep ikhlas
nerima apa adanya. Pokoknya kuncinya harus tegar," kata Eka.
Nah,
bagi pembaca yang ingin menyalurkan bantuan untuk Pio dan pasien kanker
anak lainnya, Anda bisa bertandang langsung ke rumah Anyo di Jl Anggrek
Nelli Murni Blok A/110, Slipi, Jakarta Barat, no telp 021-5346529.
Atau, bantuan bisa disalurkan melalui rekening di nomor 1640000582421
(bank Mandiri) dan 0845244010 (bank BCA) atas nama Yayasan Anyo
Indonesia.
Lawan Kanker Tulang di Usia 4 Tahun, Pio Tetap Lincah dan Selalu Tersenyum Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Written By iqbal_editing on Senin, 17 Juli 2017 | 23.49
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar