Sinar matahari yang bersinar sepanjang tahun di Indonesia perlu
disyukuri. Pasalnya, studi terbaru menunjukkan bahwa sinar matahari bisa
membuat kita bahagia
Studi Universitas Brigham Young (UBM)
mengungkapkan bahwa jumlah waktu antara matahari terbit dan terbenam
mempengaruhi suasana hati semua orang, bahkan lebih dari faktor seperti
suhu, polusi, dan hujan.
Dilansir dari Medicaldaily,
Jumat (25/8/2017), periset menyelidiki bagaimana suasana hati seseorang
berhubungan dengan cuaca dan faktor terkait. Mereka menemukan bahwa
orang melaporkan lebih banyak tekanan mental saat sinar matahari lebih
sedikit dan siang terlalu pendek. Hasil studi menunjukkan bahwa panjang
siang hari lebih mempengaruhi suasana hati orang daripada jumlah sinar
matahari yang diserap.
Baca juga: 5 Manfaat Paparan Sinar Matahari untuk Kesehatan
Kesimpulan
ini dibuat setelah menganalisis data meteorologi dari Stasiun Cuaca
Fisika dan Astronomi UBM dan data polusi dari Badan Perlindungan
Lingkungan AS. Mereka juga menilai cuaca di Pusat Pelayanan Konseling
dan Psikologi Brigham Young.
"Ini adalah salah satu hasil
penelitian kami yang mengejutkan. Pada saat hari hujan atau hari yang
penuh polusi, orang-orang merasa memiliki lebih banyak tekanan, tapi
kami tidak melihatnya. Yang kami lihat adalah radiasi matahari, atau
jumlah sinar matahari yang benar-benar menyentuh tanah. Kami mencoba
untuk mengukur faktor hari berawan, hari hujan, polusi, tapi mereka
semua terkalahkan. Satu hal yang sebenarnya penting adalah jumlah waktu
antara matahari terbit dan terbenam," ungkap Mark Beecher, penulis
studi.
Baru-baru ini, beberapa penelitian lain juga telah mencoba untuk melihat efek cuaca pada suasana hati, namun hasilnya beragam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar