Hemodinamik menggambarkan hubungan
antara tekanan darah, curah jantung dan resistensi vaskuler. Pengukuran tekanan
darah dapat dilakukan secara tidak langsung dengan auskultasi atau secara
langsung dengan kateter intra-arterial. Curah jantung dapat diukur dengan
teknik pengenceran melalui vena sentral, teknik doppler, ekokardiografi dua dimensi
atau dengan impedansi elektrik. Resistensi perifer diukur dengan memakai hukum
Ohm yaitu :1
RPT
= TAR x 80
CO
RPT =
resistensi perifer total (dyne*sec*cm-5)
TAR =
tekanan arteri rata-rata (mmHg)
CO = curah
jantung (L/menit)
Curah
jantung merupakan hasil perkalian stroke volume dan denyut jantung. Denyut
jantung dan stroke volume meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Setelah 32 minggu, stroke volume menurun dan curah jantung sangat tergantung
pada denyut jantung. Resistensi vaskuler menurun pada trimester pertama dan
awal trimester kedua. Denyut jantung, tekanan darah dan curah jantung akan
meningkat pada saat ada kontraksi uterus. Jadi tiga perubahan hemodinamik utama
yang terjadi dalam masa kehamilan adalah : peningkatan curah jantung,
peningkatan denyut jantung dan penurunan resistensi perifer.1, 2
Segera setelah persalinan darah dari
uterus akan kembali ke sirkulasi sentral. Pada kehamilan normal, mekanisme
kompensasi ini akan melindungi ibu dari efek hemodinamik yang terjadi akibat
perdarahan post partum, namun bila ada kelainan jantung maka sentralisasi darah
yang akut ini akan meningkatkan tekanan pulmoner dan terjadi kongesti paru.
Dalam dua minggu pertama post partum
terjadi mobilisasi cairan ekstra vaskuler dan diuresis. Pada wanita
dengan stenosis katup mitral dan kardiomiopati sering terjadi dekompensasi
jantung pada masa mobilisasi cairan post partum. Curah jantung biasanya akan
kembali normal setelah 2 minggu post partum.1, 2
Takikardia akan mengurangi pengisian
ventrikel kiri, mengurangi perfusi pembuluh darah koroner pada saat diastol dan
secara simultan kemudian meningkatkan kebutuhan oksigen pada miokardium.
Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen akan memicu terjadinya
iskemia miokard. Tiga perubahan
hemodinamik yang berhubungan dengan penanganan penyakit jantung adalah :
peningkatan curah jantung, peningkatan denyut jantung dan penurunan resistensi
vaskuler.1,
2
Pada awal kehamilan terjadi ekspansi
aliran darah ginjal dan peningkatan laju filtrasi glomerulus. Natrium yang
difiltrasi meningkat hampir 50%. Meskipun perubahan-perubahan fisiologis ini akan meningkatkan pengeluaran
natrium dan air terjadi pula peningkatan volume darah sebesar 40-50%. Sistem
renin angiotensin akan diaktifkan dan konsentrasi aldosteron dalam plasma akan
meningkat. 1, 2
Penambahan
volume plasma akan menyebabkan penurunan hematokrit dan merangsang hematopoesis. Massa sel-sel darah
merah akan bertambah dari 18 % menjadi 25% tergantung pada cadangan besi tiap
individu. Keadaan “anemia fisiologis” ini biasanya tidak menyebabkan komplikasi
pada jantung ibu, namun anemia yang lebih berat akan meningkatkan kerja jantung
dan menyebabkan terjadinya takikardia. Mikrositosis akibat defisiensi besi
dapat memperburuk perfusi pada sistem mikrosirkulasi penderita polisitemia yang
berhubungan dengan penyakit jantung sianotik
sebab sel-sel darah merah yang mikrositik sedikit yang dirubah. Keadaan
ini membutuhkan suplai besi dan asam folat.1, 5
Kadar
albumin serum akan menurun 22 % meskipun massa albumin intravaskuler bertambah
20% akibatnya terjadi penurunan tekanan
onkotik serum dari 20 mmHg menjadi 19 mmHg. Pada kehamilan normal balans cairan
intravaskuler dipertahankan oleh penurunan tekanan onkotik intertitial, namun
bila terjadi peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri atau bila terjadi
gangguan pada pembuluh darah paru maka akan terjadi edem paru yang dini.1
DIAGNOSIS
Kebanyakan wanita dengan kelainan
jantung telah terdiagnosis sebelum kehamilan, misalnya pada mereka yang pernah
menjalani operasi karena kelainan jantung kongenital maka akan mudah untuk
mendapat informasi yang rinci. Sebaliknya penyakit jantung pertama kali didiagnosis saat kehamilan bila
ada gejala yang dipicu oleh peningkatan kebutuhan jantung.1
Gejala klasik penyakit jantung
adalah : palpitasi, sesak nafas, dan nyeri dada. Berhubung karena gejala ini
juga berhubungan dengan kehamilan normal maka perlu melakukan anamnesis yang
cermat untuk menentukan apakah gejala ini sudah tidak berhubungan dengan
kehamilan normal. Bising sistolik dapat ditemukan pada 80% wanita hamil,
umumnya berhubungan dengan peningkatan volume aorta dan arteri pulmonalis. Tipe
bising ini adalah derajat 1 atau 2,
midsistolik, paling keras pada basal jantung, tidak berhubungan dengan
kelainan fisik yang lain. Pada pasien dengan bising sistolik akan terdengar pemisahan bunyi jantung dua
yang keras. Setiap bising diastolik dan bising sistolik yang lebih keras dari
derajat 3/6 atau menjalar ke daerah karotis harus dianggap sebagai patologis.
Pada wanita yang diduga mengalami kelainan jantung maka perlu dilakukan
evaluasi yang cermat terhadap denyut vena jugularis, sianosis pada daerah
perifer, clubbing dan ronki paru.1, 6
Pemeriksaan diagnostik lanjut perlu
dilakukan pada wanita hamil yang mempunyai : riwayat kelainan jantung, gejala
yang melebihi kehamilan normal, bising patologi, tanda kegagalan jantung
pemeriksaan fisik atau desaturasi oksigen arteri tanpa kelainan paru.
Pemeriksaan yang paling tepat untuk menilai wanita hamil dengan dugaan kelainan
jantung adalah ekokardiografi transtorasik. Pemeriksaan radiografi paru hanya bermanfaat
pada dugaan adanya kegagalan jantung. Pemeriksaan elektokardiografi (EKG)
nampaknya tidak spesifik. Bila ada gejala aritmia jantung yang menetap maka
perlu dilakukan monitor EKG selama 24 jam. Kateterisasi jantung jarang
diperlukan untuk membuat diagnosis penyakit jantung kongenital atau kelainan
katup jantung, namun pemeriksaan ini bermanfaat bila ada gejala penyakit
jantung koroner akut selama kehamilan sebab mempunyai paparan radiasi yang
kecil sehingga diagnosis dapat ditegakkan lebih dini dan dapat dilakukan
revaskularisasi untuk mencegah infark miokard.1, 7
Klasifikasi
penyakit jantung (status fungsional) berdasarkan klasifikasi yang ditetapkan
oleh New York Heart Association pada tahun 1979, sebagai berikut :2
Klas / derajat I : Aktivitas biasa tidak terganggu.
Klas / derajat II : Aktivitas fisik terbatas, namun tidak ada
gejala saat istirahat.
Klas / derajat III
:Aktivitas ringan sehari-hari terbatas, timbul sesak atau nyeri, palpitasi pada
aktifitas yang ringan.
Klas / derajat IV : Gejala timbul pada
waktu istirahat, dan terdapat gejala gagal jantung.
Tabel 1. Beberapa indikator klinik dari penyakit jantung
dalam kehamilan
(dikutip dari kepustakaan 2)
Gejala
Dyspnea yang progresif atau orthopnea
Batuk pada malam hari
Hemoptisis
Sinkop
Nyeri dada
|
Tanda-tanda
klinik
Sianosis
Clubbing
pada jari-jari
Distensi vena di daerah leher yang menetap
Bising sistolik derajat 3/6 atau lebih
Bising diastolik
Kardiomegali
Aritmia persisten
Terpisahnya bunyi jantung dua yang persisten
Adanya kriteria hipertensi pulmonal
|
0 komentar:
Posting Komentar