Dalam proses tumbuh kembang anak, salah satu hal yang tak boleh luput
dari perhatian orang tua adalah pemenuhan nutrisi tepat seimbang. Tak
sekadar mengenyangkan, nutrisi tepat juga membantu melatih kognitif anak
di kemudian hari.
Menurut para peneliti dari Georgetown
University dan University of Virginia tersebut, komponen nutrisi ini
terutama penting pada lima tahun awal usia anak. Demikian dikutip dari Daily Mail.
Dalam
laporan terbarunya, peneliti mengungkapkan bahwa kekurangan makanan dan
nutrisi pada lima tahun pertama dapat mengganggu perkembangan kognitif
anak. Akibatnya, pada tahun-tahun berikutnya anak harus berjuang
mengejar ketinggalannya.
Selain
itu, anak-anak yang sedang lapar juga cenderung mudah marah. Hal ini
kemudian dapat berdampak pada proses belajar, khususnya saat anak sudah
mulai sekolah. Tanggapan negatif pun mudah muncul di kalangan teman
sebaya dan guru.
Untuk studi khususnya, peneliti melakukan
pengamatan terhadap kemampuan anak di usia 9 bulan, kemudian dilanjutkan
saat anak berusia dua, empat dan lima tahun. Ditemukan adanya kaitan
antara masalah pemenuhan nutrisi dengan gangguan perilaku, keterampilan
memerhatikan, risiko hiperaktif, serta hambatan saat belajar berhitung
dan membaca.
Menurut salah seorang peneliti, Dr Anna Johnson,
kekurangan nutrisi berkaitan dengan perkembangan kognitif karena
kemampuan otak untuk tumbuh dan berkembang menjadi terhambat karena
tidaknya dasar gizi yang memadai. Selain itu, faktor orang tua yang
stres dan depresi juga bisa memengaruhi pemenuhan nutrisi anak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar