Infeksi virus Zika dikenal luas memicu cacat lahir pada bayi berupa
mikrosefali. Namun dari pengamatan terbaru, peneliti mewanti-wanti jika
virus ini juga mampu memicu epilepsi.
Hal ini disampaikan tim
peneliti dari Centers for Disease Control and Prevention, AS, setelah
mengamati 48 bayi dari Brazil dengan dugaan cacat lahir pasca terinfeksi
Zika.
"50 persen dilaporkan mengalami kejang," ungkap peneliti
yang terdiri dari Dr Daniel Pastula, Dr Marshalyn Yeargin-Allsopp dan
Rosemarie Kobau.
Pada kelompok amatan lain yang terdiri dari 13 bayi yang terpapar Zika, tujuh di antaranya juga didiagnosis mengalami epilepsi.
Sebenarnya
temuan ini tidak begitu mengejutkan mengingat paparan Zika bisa
meningkatkan abnormalitas atau gangguan pada otak janin atau bayinya.
Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal mikrosefali dan gangguan saraf
lain karena virus ini menyerang jaringan saraf.
Pada studi
sebelumnya, bayi yang terpapar cytomegalovirus (CMV) juga menunjukkan
tingkat kecenderungan epilepsi yang tinggi. Ketika dibandingkan,
abnormalitas otak pada bayi dengan CMV sama persis dengan yang terlihat
pada bayi dengan Zika.
Persoalannya, masih banyak ahli kesehatan
yang belum menyadari adanya kaitan antara Zika dan epilepsi ini,
sehingga muncul dugaan epilepsinya tidak terdiagnosis atau tidak
terlaporkan.
CDC juga meminta ditingkatkannya kesadaran dan
pengawasan terhadap adanya kecenderungan kejang dan epilepsi di wilayah
persebaran Zika yang masih aktif.
Dengan begitu, bayi dengan
kecenderungan epilepsi ini dapat terdeteksi sejak dini dan segera
diatasi demi mengurangi efek dari kondisi tersebut, utamanya yang
berkaitan dengan penundaan tumbuh kembang mereka.
Seperti
dijelaskan dr Firmansyah, SpA kepada detikHealth sebelumnya. Kejang
yang tidak segera teratasi pada anak bisa berakibat fatal.
"Step
atau kejang yang terjadi pada anak merupakan suatu tanda dari infeksi
otak atau suatu epilepsi. Kejang berulang bisa menyebabkan otak kurang
oksigen sehingga akhirnya timbul kerusakan pada saraf atau sel otak,"
tuturnya.
Bahkan kerusakan pada bagian otak tertentu bisa menjadi
permenan seperti halnya yang ditemukan pada anak dengan cerebral palsy,
kelumpuhan saraf, gangguan motorik, gangguan bicara/bahasa, maupun
penurunan IQ.(lll/vit)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar