Efek mengisap marijuana atau lebih akrab disebut ganja bagi kesehatan
gigi dan mulut ternyata sama buruknya dengan merokok. Tak peduli Anda
hanya menghisap 1-2 kali dalam sebulan.
Menurut peneliti dari
Columbia University College of Dental Medicine, mengonsumsi ganja dapat
meningkatkan risiko penyakit pada gusi.
"Kekhawatiran ini muncul
karena ganja mulai dilegalkan di AS dan dikonsumsi secara luas, baik
untuk kesenangan ataupun keperluan medis, tetapi efek sampingnya tidak
dipertimbangkan," kata peneliti Jaffer Shariff, DDS, MPH.
Dari
pengamatan peneliti terhadap 2.000-an orang partisipan, efek ini berlaku
bagi mereka yang hanya menghisap 1-2 kali dalam sebulan namun sering.
Hal ini terbukti ketika peneliti memeriksa gigi.
Partisipan yang
mengaku menghisap ganja satu atau dua kali dalam sebulan terakhir
sebelum riset berpeluang lebih besar untuk memiliki gejala penyakit
periodontal daripada yang tidak pernah atau jarang melakukannya.
"Faktanya,
meski kami telah mengesampingkan faktor pemicu penyakit gusi lainnya
seperti merokok, mereka hanya menghisap ganja memiliki risiko penyakit
gusi mencapai dua kali lipat," lanjut Shariff seperti dilaporkan
www.dental.columbia.edu.
Menurut
peneliti, gusi yang sehat dapat dilihat dari jarak ruang di antara gusi
dengan gigi yang ditopangnya. Gigi dan gusi yang sehat terlihat menyatu
dengan rapi, sebaliknya jika ada jarak di antara keduanya, maka dapat
dicurigai sebagai periodontitis atau infeksi gusi serius yang merusak
jaringan dan tulang yang menopang gigi.
Makin besar jaraknya,
bisa dikatakan makin parah gejala periodontitisnya. Hanya saja peneliti
tidak menyebutkan berapa banyak ganja yang dikonsumsi sehingga
mengakibatkan periodontitis.
Namun perlu dipahami bahwa
periodontitis yang tidak tertangani dapat mengakibatkan masalah serius
seperti gusi bengkak dan berdarah, pengikisan gusi, munculnya celah di
antara gigi, bau mulut, terasa nyeri saat mengunyah dan gigi tanggal.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar