Ketika anak diserang alergi, kebanyakan orang tua di
Indonesia menyepelekan kondisi ini. Kecuali jika kondisinya memburuk
atau berlangsung hingga berhari-hari.
Padahal diperkirakan jumlah
anak di Indonesia yang mengidap alergi mencapai 15 persen. Dan tidak
banyak orang yang sadar bahwa alergi saja mampu memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap tumbuh kembang anak.
Dijelaskan Prof Dr dr
Budi Setiabudiawan, SpA(K), M.Kes., konsultan alergi imunologi anak dari
Universitas Padjajaran, penyebab alergi pada anak bisa berasal dari dua
hal, yaitu zat yang dimakan dan zat yang terhirup.
"Kalau
makanan, salah satu penyebab yang paling sering itu susu sapi,"
tandasnya dalam Media Workshop Bunda Tanggap Alergi dengan 3K bersama
alergianak.com di Boncafe Surabaya, Kamis (20/7/2017).
Angka
kejadian alergi susu sapi di Indonesia sendiri mencapai 7,5 persen. Ini
masih cukup rendah bila dibandingkan angka kejadian alergi susu sapi di
seluruh dunia yang berkisar antara 10-40 persen, tetapi bukan berarti
bisa disepelekan.
Selain susu sapi, telur juga disebut Prof Budi sebagai bahan makanan yang kerap memicu alergi pada pada anak Indonesia.
Lantas
seberapa jauh kesadaran dan pengetahuan orang tua Indonesia terhadap
gejala atau penanganan alergi anak? Ditambahkan Zeinda Rismandari,
Allergy Care Manager PT Nutricia Sarihusada, pengetahuan orang tua
Indonesia tentang alergi rata-rata sudah memadai.
"Cuma kadang
informasinya kurang lengkap. Semisal ada orang tua-orang tua yang sudah
tahu gejalanya (alergi, red) tapi tidak tahu penanggulangannya seperti
apa," katanya dalam kesempatan yang sama.
Tetapi ada pula yang
cenderung menganggap remeh karena umumnya alergi dianggap sebagai sebuah
kondisi kesehatan yang bisa pulih dengan sendirinya.
"Biasanya
ini karena mereka tidak tahu dampak yang bisa terjadi bila alergi pada
anak tidak tertangani dengan tepat," imbuh Zeinda.
Menariknya,
banyak juga orang tua yang memperlihatkan sikap berlebihan atau parno
saat anak ketahuan mengalami alergi. Akibatnya, anak dilarang makan ini
itu atau menjauhi hal-hal yang bisa memicu alerginya kambuh.
"Ini sama halnya membatasi anak. Pada akhirnya nggak bagus juga untuk anak sendiri," tutupnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar