Seorang bidan di pedalaman Kalimantan Barat mengisahkan salah satu
pengalaman tak terlupakan saat membantu persalinan. Belum lama ini, ia
menolong ibu melahirkan di atas mobil pick up dalam perjalanan ke puskesmas rujukan.
Saat
itu hari masih pagi, Betty Simanjuntak yang merupakan bidan Polindes
(Pondok Bersalin Desa) di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, sedang
menggantikan rekannya yang masih cuti melahirkan. Seorang pasien
mengalami kontraksi, saat didatangi sudah mengalami bukaan lebar dan
siap melahirkan anak keempat.
Saat diperiksa, tekanan darahnya
terukur sangat tinggi dan pasien tersebut punya riwayat persalinan yang
kurang bagus. Pada kehamilan sebelumnya, pasien ini melahirkan bayi
prematur dengan berat badan kurang dari 1 kg.
"Ini termasuk risiko tinggi sehingga harus segera dirujuk ke Puskesmas Kecamatan," kata Betty saat dihubungi detikHealth, Rabu (25/3/2015).
Baca juga: Kisah-kisah 'Heroik' di Balik Turunnya Angka Kematian Ibu di Gorontalo
Bukan
perkara mudah untuk merujuk pasien tersebut ke puskesmas. Kendala
pertama, akses menuju jalan provinsi berjarak sekitar 15 km. Untuk
sampai di Puskesmas rujukan, dibutuhkan waktu 1,5 jam jika perjalanan
lancar. Ditambah kendala berikutnya, tidak ada ambulans yang tersedia.
"Hanya ada mobil pick up milik warung sebelah," lanjut Betty.
Tak ingin buang-buang waktu, Betty memasang infus dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Pasien dievakuasi dengan mobil pick up
yang sehari-hari digunakan untuk mengangkut dagangan. Hanya beralaskan
matras seadanya, pasien dibawa melintasi jalan beraspal yang rusak
karena memang banyak dilintasi truk sawit.
Hanya sekitar 2 km
sebelum tiba di puskesmas rujukan, pasien sudah tidak sanggup bertahan.
Di titik tersebut, Betty melakukan pertolongan darurat dengan
perlengkapan yang memang sudah disiapkan. Tidak butuh waktu lama, si
jabang bayi pun lahir di atas bak mobil pick up.
"Puji Tuhan, ibu dan anaknya selamat. Saya jadi bidan sejak 1996, baru kali ini menolong ibu melahirkan di atas pick up," kenang Betty penuh rasa syukur.
Kendala Transportasi di Daerah
Meski
baru pertama kali membantu persalinan di atas mobil, Betty mengaku
sering menempuh perjalanan jauh untuk mengevakuasi ibu hamil ke
fasilitas rujukan. Ikatan Bidan Indonesia (IBI) mengakui, buruknya
sarana transportasi di banyak daerah di Indonesia menghambat pelayanan
para bidan.
"Geografis kita kan unik. Mungkin jarak tempuh tidak
terlalu jauh, tapi transportasinya tidak lancar. Ini menjadi kendala
dalam konteks merujuk pasien," kata Ketua IBI, Dr Emy Nurjasmi, MKes
kepada detikHealth.
Hambatan-hambatan tersebut
menjadi tantangan tersendiri dalam menekan Angka Kematian Ibu (AKI) yang
secara nasional tercatat masih tinggi yakni 359 kasus/100.000 kelahiran
pada 2012. Dalam banyak kasus, ibu hamil meninggal karena terlambat
mendapat penanganan kegawatdaruratan.
"Pasien kebidanan neonatal
ini spesifikasinya kalau terjadi kegawatdaruratan, masa kritisnya tidak
panjang. Memang harus segera tertangani," tandas Emy.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar