Entri Populer

Ada Remaja Masuk Terowongan MRT Tanpa Masker, Apa Efeknya Bagi Paru?

Written By iqbal_editing on Kamis, 18 Mei 2017 | 05.50

, Baru-baru ini sedang viral foto selfie tiga orang remaja di dalam terowongan proyek MRT (Mass Rapid Transit) Jakarta. Dalam foto tersebut tampak tak semuanya memakai masker, adakah efek buruknya bagi saluran napas?

Kepada detikHealth, dokter spesialis paru dari RS MH Thamrin, Prof dr Faisal Yunus, SpP(K), MD, PhD, menjelaskan bahwa risiko bagi kesehatan saluran pernapasan bisa saja ada. Namun risiko itu bergantung juga pada berbagai faktor,misalnya riwayat kesehatan, kondisi udara di terowongan, dan durasi orang tersebut berada di dalam terowongan.

Menurut Prof Faisal, salah satu penyakit yang rentan menyerang pekerja maupun orang-orang yang berada di lingkungan proyek adalah pneumokoniosis. International Labour Organization (ILO) mendefinisikan pneumokoniosis sebagai penyakit yang terjadi akibat penumpukan debu dan logam di dalam paru, terutama di daerah tambang, proyek pembangunan dan pabrik logam.


Pneumokoniosis sendiri disebutkan Prof Faisal umumnya terjadi akibat paparan logam dan debu dalam jangka waktu yang panjang, tidak serta-merta terjadi akibat berada di proyek dalam satu hari saja. Sehingga, risiko penyakit semacam ini jarang dialami oleh mereka yang hanya berada satu hari di dalam proyek bangunan, termasuk pengunjung dan para remaja masuk tersebut.


Ada Remaja Masuk Terowongan MRT Tanpa Masker, Apa Efeknya Bagi Paru?Foto: infografis

Meski sirkulasi udara dan oksigen di dalam terowongan dianggap lancar, menurut Prof Faisal tidak bisa dijadikan alasan untuk enggan memakai masker dan merasa 'aman'. Sebab selain sirkulasi udara, ada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan, salah satunya debu dan bahan logam dari proyek.

"Tapi tetap ya, masuk tanpa masker itu tidak dianjurkan. Apalagi kalau riwayat kesehatannya punya masalah pernapasan, kan dia tetap hirup debu dan silika dari lingkungan proyek. Silika pasti ada di situ, soalnya silika itu ada di batu-batuan, termasuk di lingkungan proyek," imbuh Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut.

Salah satu risiko yang mungkin terjadi jika masuk proyek tanpa masker terhadap saluran pernapasan misalnya berupa iritasi, batuk-batuk, hingga infeksi saluran napas bagian atas maupun bawah. Tak bisa dianggap sepele, penggunaan masker bagi pengunjung yang hanya masuk sehari pun disebutkan oleh Prof Faisal menjadi penting.

"Iya penting masker itu. Terutama juga kalau orang tersebut ada riwayat penyakit pernapasan seperti asma atau tuberkulosis (TB). Bahan iritan di dalam terowongan atau proyek lain bisa memicu kekambuhan," pesan Prof Faisal.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik