Entri Populer

rrs yang ada fasilitas kedokteran nuklir

Written By iqbal_editing on Senin, 10 Juli 2017 | 19.30

B

Baru 17 RS di Indonesia Miliki Instalasi Kedokteran Nuklir

Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, sampai kini baru ada 17 rumah sakit (RS) yang memiliki instalasi kedokteran nuklir serta menggunakan radiofarmaka untuk diagnosis dan terapi penyakit.

“Dari 17 RS itu, hanya sepuluh di antaranya yang secara aktif menggunakan radiofarmaka dalam terapi dan diagnosis,” ujar Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Sri Indrawaty di Jakarta, kemarin.

Kesepuluh RS itu adalah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Harapan Kita (Jakarta), RS Pusat Pertamina (Jakarta), RSPAD Gatot Soebroto (Jakarta), RS Kanker Dharmais (Jakarta), RS Gading Pluit (Jakarta), RS Hasan Sadikin (Bandung), RSdr Sutomo (Surabaya), RS M Djamil (Padang) dan RS Marta Fiesta (Medan).

Sementara tujuh rumah sakit lainnya tidak secara aktif menggunakan peralatan teknologi kedokteran nuklir yang dimiliki. Tujuh RS itu adalah RS Fatmawati (Jakarta), RS MMC (Jakarta), RS dr.Sardjito (Yogyakarta), RS Kaiadi (Semarang), RS Saeful Anwar (Malang), RS Adam Malik (Medan) dan RS Akademis (Makassar)

Sri Indrawaty menjelaskan, RS yang tidak aktif menggunakan peralatan itu umumnya karena tidak mampu menutup biaya pemeliharaan alat yang relative mahal atau tidak cukup memiliki tenaga ahli untuk menggunakannya.

Sri menjelaskan, radiofarmaka antara lain bisa digunakan untuk mencitrakan otot jantung, otak, fungsi ginjal, tulang, paru, kelenjar getah bening, fungsi hati dan tumor endokrin.

“Jenis pengobatan itu juga bisa digunakan untuk terapi kanker dengan metastase ke tulang, terapi tumor neuro endokrin, dan terapi hepatoma,” tutur dia.

Dia mengakui adanya efek samping dari pengobatan tersebut. “Tapi dengan penentuan dosis, pemberian perlakuan pada pasien dan perencanaan yang tepat teknologi ini aman digunakan," ucap dia.

Menurut Sri Indrawaty, industri dalam negeri pun sudah mampu memroduksi radiofarmaka dan memenuhi kebutuhan radiofarmaka untuk pelayanan kesehatan dalam negeri.

aru 17 RS di Indonesia Miliki Instalasi Kedokteran Nuklir

Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, sampai kini baru ada 17 rumah sakit (RS) yang memiliki instalasi kedokteran nuklir serta menggunakan radiofarmaka untuk diagnosis dan terapi penyakit.

“Dari 17 RS itu, hanya sepuluh di antaranya yang secara aktif menggunakan radiofarmaka dalam terapi dan diagnosis,” ujar Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Sri Indrawaty di Jakarta, kemarin.

Kesepuluh RS itu adalah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Harapan Kita (Jakarta), RS Pusat Pertamina (Jakarta), RSPAD Gatot Soebroto (Jakarta), RS Kanker Dharmais (Jakarta), RS Gading Pluit (Jakarta), RS Hasan Sadikin (Bandung), RSdr Sutomo (Surabaya), RS M Djamil (Padang) dan RS Marta Fiesta (Medan).

Sementara tujuh rumah sakit lainnya tidak secara aktif menggunakan peralatan teknologi kedokteran nuklir yang dimiliki. Tujuh RS itu adalah RS Fatmawati (Jakarta), RS MMC (Jakarta), RS dr.Sardjito (Yogyakarta), RS Kaiadi (Semarang), RS Saeful Anwar (Malang), RS Adam Malik (Medan) dan RS Akademis (Makassar)

Sri Indrawaty menjelaskan, RS yang tidak aktif menggunakan peralatan itu umumnya karena tidak mampu menutup biaya pemeliharaan alat yang relative mahal atau tidak cukup memiliki tenaga ahli untuk menggunakannya.

Sri menjelaskan, radiofarmaka antara lain bisa digunakan untuk mencitrakan otot jantung, otak, fungsi ginjal, tulang, paru, kelenjar getah bening, fungsi hati dan tumor endokrin.

“Jenis pengobatan itu juga bisa digunakan untuk terapi kanker dengan metastase ke tulang, terapi tumor neuro endokrin, dan terapi hepatoma,” tutur dia.

Dia mengakui adanya efek samping dari pengobatan tersebut. “Tapi dengan penentuan dosis, pemberian perlakuan pada pasien dan perencanaan yang tepat teknologi ini aman digunakan," ucap dia.

Menurut Sri Indrawaty, industri dalam negeri pun sudah mampu memroduksi radiofarmaka dan memenuhi kebutuhan radiofarmaka untuk pelayanan kesehatan dalam negeri.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik