Entri Populer

mioma 3

Written By iqbal_editing on Senin, 29 Agustus 2016 | 06.21

Faktor Predisposisi

Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :
Ø  Umur: mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara 35-45 tahun.
Ø  Paritas: lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif infertil, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakan infertilitas menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.
Ø  Faktor ras dan genetik : pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian mioma uteri tinggi. 14 Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.
Ø  Fungsi ovarium: diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause.
Pemberian agonis GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain.
Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal dan insulin-like growth factor 1 yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi bilateral pada usia dini.

Diagnosis Banding
  1. Kehamilan
Uterus membesar merata. Tes Kehamilan positif
  1. Pseudosiesis
Terdapat Amonorhea, perut membesar tetapi uterus sebesar biasa, tanda tanda kehamilan dan reaksi kehamilan negatif.
  1. Kistoma Ovarii
Mungkin ada amenorrhea , perut penderita membesar tetapi ukuran uterus biasa.
  1. Vesica Urinariae dengan retensio urinae
Uterus biasanya membesar
  1. Menopause
Terdapat Amenorrhea. Umur wanita kira kira di atas 43 tahun. Uterus sebesar biasa, tanda tanda kehamilan dan reaksi kehamilan negatif.
Pencegahan
1. Pada pemeriksaan fisik, mioma uteri dapat ditemukan melalui pemeriksaan ginekologi rutin.
Diagnosis mioma uteri dicurigai bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.
2. Pemeriksaan penunjang
a. Ultrasonografi (USG) Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama lebih bermanfaat untuk mendeteksi kelainain pada rahim, termasuk mioma uteri. Uterus yang besar lebih baik diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri dapat menampilkan gambaran secara khas yang mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Sehingga sangatlah tepat untuk digunnakan dalam monitoring (pemantauan) perkembangan mioma uteri.
b. Histeroskopi Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil serta bertangkai. Pemeriksaan ini dapat berfungsi sebagai alat untuk penegakkan diagnosis dan sekaligus untuk pengobatan karena dapat diangkat.
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging)  Akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang diperlukan karena keterbatasan ekonomi dan sumber daya. MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang tidak dapat disimpulkan.
Penatalaksanaan
Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan ukuran tumor, dan terbagi atas
1.Penanganan konservatif.
 Bila mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa   gejala.
Cara penanganan konservatif sebagai berikut :
  • Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
  • Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC.
  • Pemberian zat besi.
  • Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3 menstruasi setiap minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi gonadotropin dan menciptakan keadaan hipoestrogenik yang serupa yang ditemukan pada periode postmenopause. Efek maksimum dalam mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu. 
  • Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena memberikan beberapa keuntungan: mengurangi hilangnya darah selama pembedahan, dan dapat mengurangi kebutuhan akan transfusi darah. 
  • Baru-baru ini, progestin dan antipprogestin dilaporkan mempunyai efek terapeutik. Kehadiran tumor dapat ditekan atau diperlambat dengan pemberian progestin dan levonorgestrol intrauterin.
2. Penanganan operatif, bila :
  • Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.
  • Pertumbuhan tumor cepat.
  • Mioma subserosa bertangkai dan torsi.
  • Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.
  • Hipermenorea pada mioma submukosa.
  • Penekanan pada organ sekitarnya.
Jenis operasi yang dilakukan dapat berupa

a) Enukleasi Mioma
Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya aman, efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan bila ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau sarkoma uterus, juga dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor dengan tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila miomektomi menyebabkan cacat yang menembus atau sangat berdekatan dengan endometrium, kehamilan berikutnya harus dilahirkan dengan seksio sesarea.
Kriteria preoperasi menurut American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG) adalah sebagai berikut :
  • Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang.
  • Terdapat leiomioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas.
  • Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan dan keguguran yang berulang.
b) Histerektomi

Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut:
Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan dikeluhkan olah pasien.
Perdarahan uterus berlebihan :
  • Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari.
  • Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis. 
  • Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi
  • Nyeri hebat dan akut.
  • Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis.
  • Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulang dan tidak disebabkan infeksi   saluran kemih.
c) Penanganan Radioterapi
  • Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).
  • Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.
  • Bukan jenis submukosa.
  • Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.
  • Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause.
  • Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan
d). Miomektomi
Jika pasien ingin mempertahankan fungsi reproduksinya dapat di pilih miomektomi. Operasi ini mengeluarkan semua mioma yang ditemukan dan membentuk kembali uterus. Pasien harus menerima jika timbul masalah sewaktu melakukan miomektomi, ahli bedah dapat melanjutkan dengan histerektomi. Setelah miomektomi, 40 persen wanita yang berkesempatan hamil akan hamil. Yang bertentangan dengan fakta ini adalah pada 5 persen pasien. Mioma timbul kembali dan jumlah wanita yang sama terus mengalami menoragia sehingga memerlukan penggunaan hormone, reseksi histeroskopik atau histerektomi.
Prognosis
Prognosis baik jika ditemukan mioma berukuran kecil, tidak cenderung membesar dan tidak memicu keluhan yang berarti, cukup dilakukan pemeriksaan rutin setiap 3-6 bulan sekali termasuk pemeriksaan USG. 55% dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun. Menopause dapat menghentikan pertumbuhan mioma uteri. Pengecilan tumor sementara menggunakan obat-obatan GnRH analog dapat dilakukan, akan tetapi pada wanita dengan hormon yang masih cukup (premenopause), mioma ini dapat membesar kembali setelah obat-obatan ini dihentikan. Jika tumor membesar, timbul gejala penekanan, nyeri hebat, dan perdarahan dari kemaluan yang terus menerus, tindakan operasi sebaiknya dilakukan

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik