Entri Populer

klasifikasi diare

Written By iqbal_editing on Minggu, 18 September 2016 | 04.55

B.   KLASIFIKASI
1.  Menurut Simadibrata (2006), diare dapat diklasifikasikan berdasarkan :
a.    Lama waktu diare
1)    Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Sedangkan menurut World Gastroenterology Organization Global Guidelines (2005) diare akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang cair atau lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut biasanya sembuh sendiri, lamanya sakit kurang dari 14 hari, dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi (Wong, 2009).
2)    Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.
b.    Mekanisme patofisiologik
1)    Osmolalitas intraluminal yang meninggi, disebut diare sekretorik.
2)    Sekresi cairan dan elektrolit meninggi.
3)    Malabsorbsi asam empedu.
4)    Defek sisitem pertukaran anion atau transport elektrolit aktif di enterosit.
5)    Motilitas dan waktu transport usus abnormal.
6)    Gangguan permeabilitas usus.
7)    Inflamasi dinding usus, disebut diare inflamatorik.
8)    Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi.
c.    Penyakit infektif atau non-infektif.
d.    Penyakit organik atau fungsional
2.  Menurut WHO (2005) diare dapat diklasifikasikan kepada:
a.    Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
b.    Disentri, yaitu diare yang disertai dengan darah.
c.    Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
d.    Diare yang disertai dengan malnutrisi berat (Simatupang, 2004).
3.  Menurut Ahlquist dan Camilleri (2005), diare dibagi menjadi
a.    Akut apabila kurang dari 2 minggu, persisten jika berlangsung selama 2-4 minggu. Lebih dari 90% penyebab diare akut adalah agen penyebab infeksi dan akan disertai dengan muntah, demam dan nyeri pada abdomen. 10% lagi disebabkan oleh pengobatan, intoksikasi, iskemia dan kondisi lain.
b.    Kronik jika berlangsung lebih dari 4 minggu. Berbeda dengan diare akut, penyebab diare yang kronik lazim disebabkan oleh penyebab non infeksi seperti allergi dan lain-lain.
4.  Menurut Kliegman, Marcdante dan Jenson (2006), dinyatakan bahwa berdasarkan banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh, diare dapat dibagi menjadi :
a.    Diare tanpa dehidrasi
Pada tingkat diare ini penderita tidak mengalami dehidrasi karena frekuensi diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-tanda dehidrasi.
b.    Diare dengan dehidrasi ringan (3%-5%)
Pada tingkat diare ini penderita mengalami diare 3 kali atau lebih, kadang-kadang muntah, terasa haus, kencing sudah mulai berkurang, nafsu makan menurun, aktifitas sudah mulai menurun, tekanan nadi masih normal atau takikardia yang minimum dan pemeriksaan fisik dalam batas normal.
c.    Diare dengan dehidrasi sedang (5%-10%)
Pada keadaan ini, penderita akan mengalami takikardi, kencing yang kurang atau langsung tidak ada, irritabilitas atau lesu, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, turgor kulit berkurang, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering, air mata berkurang dan masa pengisian kapiler memanjang (≥ 2 detik) dengan kulit yang dingin yang dingin dan pucat.
d.    Diare dengan dehidrasi berat (10%-15%)
Pada keadaan ini, penderita sudah banyak kehilangan cairan dari tubuh dan biasanya pada keadaan ini penderita mengalami takikardi dengan pulsasi yang melemah, hipotensi dan tekanan nadi yang menyebar, tidak ada penghasilan urin, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat cekung, tidak ada produksi air mata, tidak mampu minum dan keadaannya mulai apatis, kesadarannya menurun dan juga masa pengisian kapiler sangat memanjang (≥ 3 detik) dengan kulit yang dingin dan pucat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik