Entri Populer

tindakan, komplikasi dan pencegahan hydrosefalus

Written By iqbal_editing on Senin, 26 September 2016 | 05.59

i (Maston, 1951)
e.  Drainase ke dalam anterium mastoid
4.  Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan jantung melalui kateter yang berventil (Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan pengaliran cairan serebrospinal ke satu arah. Cara ini merupakan cara yang dianggap terbaik namun, kateter harus diganti sesuai dengan pertumbuhan anak dan harus diwaspadai terjadinya infeksi sekunder dan sepsis.
5.  Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase dilakukan setelah diagnosis lengkap dan pasien telah di bius total. Dibuat sayatan kecil di daerah kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak, lalu selang pintasan dipasang. Disusul kemudian dibuat sayatan kecil di daerah perut, dibuka rongga perut lalu ditanam selang pintasan, antara ujung selang di kepala dan perut dihubungakan dengan selang yang ditanam di bawah kulit hingga tidak terlihat dari luar.
6.  Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau pintasan jenis silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus. VRIES (1978) mengembangkan fiberoptik yang dilengkapi perawatan bedah mikro dengan sinar laser sehingga pembedahan dapat dipantau melalui televisi.
7.  Penanganan Sementara
Terapi konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan resorbsinya.
Kesembuhan hidrosefalus sangat tergantung pada deteksi dini. Semakin muda didiagnosa dan makin cepat intervensi dengan memasang pipa (tube) dari rongga kepala ke rongga perut, akan mempercepat kesembuhan dan mencegah dampak gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak. Membiarkan hidrosefalus terjadi akan mengganggu perkembangan otak dan pancaindra, seperti mata, telinga, dan hidung. Penyembuhan sangat bergantung pada penyebab terjadinya hidrosefalus.
Komplikasi 
Komplikasi Hidrocefalus menurut Prasetio (2004)
  1. Peningkatan TIK
  2. Pembesaran kepala
  3. Kerusakan otak
  4. Retardasi mental
  5. Meningitis, ventrikularis, abses abdomen
  6. Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit menurun
  7. Kerusakan jaringan saraf
  8. Proses aliran darah terganggu
Apabila hidrosefalus tidak diterapi, akan menimbulkan gejala sisa, gangguan neurologis, serta kecerdasan. Dari kelompok yang tidak diterapi, 50-70% akan meninggal akibat infeksi berulang atau karena aspirasi pneumonia. Namun bila cepat ditangani, sekitar 40% anak akan mencapai kecerdasan yang normal. Pada kelompok yang dioperasi, angka kematian adalah 7%. Setelah operasi sekitar 51% kasus mencapai fungsi normal dan sekitar 16% mengalami gangguan mental ringan. Penting sekali bagi anak hidrosefalus mendapat tindak lanjut jangka panjang dengan kelompok multidisipliner.
Pencegahan
Untuk menghidari terjadinya hidrosefalus, dapat dilakukan sejak sebelum menikah dengan memeriksakan kesehatan kedua calon pengantin. Selanjutnya, selama kehamilan, lakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ke dokter agar diketahui kesehatan janinnya dan kemungkinan terjadinya hidrosefalus.
Pada masa bayi dan balita, (hidrosefalus-red) sering terjadi akibat infeksi otak yang mengganggu lalu lintas cairan otak (cerebrospinal) karena TBC otak atau infeksi bakteri, virus, jamur. Mungkin juga karena tumor di otak. Oleh karena itu, pemeriksaan tumbuh-kembang anak secara periodik, seperti mengukur lingkar kepala, dapat sebagai alat deteksi dini yang paling mudah untuk mengetahui terjadinya hidrosefalus. Apabila ukuran lingkar kepala lebih dari kurva normal, bisa segera diperiksakan ke dokter anak.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik